Denpasar (ANTARA News) - PT PLN Distribusi Bali bertekad mempertahankan beban puncak pemakaian listrik sebesar 430 MW di masa mendatang, mengingat pasokan yang tersedia hingga 2009/2010 sebesar 562 MW. Beban puncak memasuki tahun 2008 itu menurun dibanding beban puncak tertinggi selama bulan Nopember 2007 yang pernah mencapai 455 MW, kata Humas PT PLN Distribusi Bali Wayan Redika di Denpasar Sabtu. Ia mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan dalam mempertahankan beban puncak antara lain merangkul masyarakat untuk menyukseskan program "Banjar Galang Shanti" (BGS). Program kelompok komunitas yang diterangi PLN telah dilincurkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro di Bali 11 Juli 2007. Hingga kini sedikitnya 700 banjar (dusun) di Bali ikut ambil bagian menyukseskan BGS. Setiap areal pelayanan (AP) PLN di Bali membina sedikitnya 100 banjar untuk membudayakan hemat energi listrik. Redika menambahkan, dari tujuh AP yang ada di Bali masing-masing melakukan penilaian terhadap banjar binaannya menyangkut berbagai aspek, antara lain tingkat penurunan penggunaan energi listrik pada skala rumah tangga (R-1), ketaatan membayar rekening listrik dan tidak ada penggunaan listrik secara ilegal. Diantara 100 banjar di masing-masing AP dinilai oleh satu tim dan bagi warga banjar yang berhasil menekan penggunaan kwh terbanyak berhak atas hadiah yang disediakan PLN Distribusi Bali. "Hadiah tersebut berupa uang tunai untuk banjar serta pemberdayaan terhadap masyarakat lingkungan," ujar Redika seraya menjelaskan, tim melakukan penilaian secara berkesinambungan setiap enam bulan. Program tersebut lebih diintensifkan dalam tahun 2008, dengan harapan seluruh banjar dan lingkungan di delapan kabupaten dan kota di Bali ikut dalam program "Banjar Galang Shanti". Redika tanpa merinci besarnya uang tunai yang disediakan untuk banjar yang warganya berhasil melakukan penggunaan energi listrik itu menambahkan, dana yang disediakan PT PLN Bali tentu bermanfaat bagi banjar yang dapat diarahkan untuk mendukung kegiatan banjar sesuai kesepakatan warga bersama. Program BGS dirintis untuk menghemat sekecil mungkin penggunaan energi listrik, karena setiap penjualan per kwh harus disubsidi pemerintah, karena sejak kenaikan harga BBM hingga sekarang belum ada penyesuaian tarif listrik. Untuk menghindari kerugian yang semakin besar dari penjualan energi listrik, diharapkan masyarakat Bali menggunakan listrik secara bijak. Tim dalam melakukan evaluasi akhir akan menetapkan tiga banjar terbaik di masing-masing kabupaten/kota se Bali, untuk juara I, II dan III hemat energi. Bali memiliki 700.000 konsumen listrik dengan penggunaan rata-rata 116 KWH per pelanggan per bulan, melalui program BGS diharapkan bisa menurunkan menjadi rata-rata 104 KWH. Lewat gerakan penghematan tersebut diharapkan mampu menurunkan beban puncak minimal 69 MW atau 28,9 persen dari beban puncak selama ini. Bali memiliki perseidaan energi listrik berkapasitas 562 MW yang bersumber dari pasokan kabel bawah laut dari Pulau Jawa 200 MW, pembangkit listrik Gilimanuk 130 MW, PLTD Pesanggaran 120 MW dan PLTG Pemaron 80 MW, ujar Redika. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008