Bogor (ANTARA News) - Sistem alarm di Bendung Katulampa, Desa Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, masih belum sempurna dan mengalami kegagalan dalam uji coba yang pertama Sabtu. Sistem ini diprakarsai oleh Prof Subur Budi Santoso, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Bidang Sosial Budaya. Di sisi lain, permukaan air yang rendah--karena beberapa hari kawasan Bogor dan sekitarnya tidak turun hujan--ikut menyumbang belum efektifnya alat tersebut, kata Koordinator Petugas Pintu Air Bendung Katulampa (PABK), Andi Sudirman kepada ANTARA News di Bogor, Minggu. "(Alat yang dipasang) belum sempurna, masih ada `error` pada alatnya, sehingga masih perlu dirapikan dan diujicoba lagi. Kemungkinan akan dilakukan lagi pada hari Rabu (16/1) atau Kamis (17/1) nanti," katanya. Pada hari Sabtu (12/1), staf Wantimpres Bidang Sosial Budaya, Bayu Himawan langsung memantau pemasangan alat baru dengan sistem alarm tersebut. Alat itu terbuat dari lempengan baja serta paralon yang telah diberi lobang, dan memiliki sitim kerja yang sederhana. Alat tersebut dipasang dekat pintu air, kemudian dipasang kabel pengantar listrik. Pada ketinggian di level bahaya, yakni ketinggian air 100 sentimeter di atas mercu bendung, maka alat akan secara otomatis menekan tombol alarm yang telah ditekan oleh air, dan secara otomatis pula alarm berbunyi. Bayu Himawan mengemukakan dengan adanya alat tersebut, maka penjaga pintu air Katulampa yang selama ini selalu melihat ketinggian air secara langsung ke pintu air, akan cukup mendengarkan melalui alarm yang secara otomatis berbunyi pada ketinggian level yang telah ditentukan. "Jadi penjaga pintu air tidak akan lengah dengan sistem ini," kata Bayu Himawan, yang menambahkan bahwa selain pintu air Katulampa, timnya juga berencana akan memasang alat pengukur ketinggian pintu air tersebut di wilayah Jakarta, Bogor, dan Depok. Sistem alarm itu dihasilkan melalui penelitian atas kerjasama Wantimpres Bidang Sosial Budaya dengan Kementrian Riset dan Teknologi (Ristek). Bendung Katulampa selama ini merupakan "check point" pertama untuk mengetahui debit aliran air Sungai Ciliwung dari kawasan hulu di Puncak, yang menuju ke DKI Jakarta setelah melalui pintu air di Depok. Pos Pemantau Air Sungai Bendung Katulampa --yang sering dijadikan indikator tingkat bahaya air dari Bogor yang menuju Jakarta-- mampu memantau curah hujan di sekitar daerah hulu yang masuk melalui Sungai Ciliwung dan Ciesek, dari kawasan Megamendung.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008