Serang (ANTARA News) - Sejumlah perajin roti dan kue di Kota Serang mulai merasakan dampak kenaikan harga terigu dan tingginya harga kebutuhan penunjang lainnya seperti minyak goreng dan minyak tanah. "Selain susahnya pemasaran, sekarang diperparah dengan kenaikan harga terigu," kata Samsuri (43) salah seorang perajin roti dan kue di Kampung Sindangmangu, Desa Kuranji, Kecamatan Taktakan, Serang, Banten, Minggu. Menurut Sasmsuri, sejak adanya kenaikan harga bahan baku terigu yang mencapai Rp165.000 perkarung isi 25 kg, produksinya hanya berjalan satu hari, dua tiga hari kemudian berhenti kembali. Padahal dua minggu lalu terigu harganya masih Rp97.000/karung dan bisa berproduksi setiap hari. Untuk satu karung terigu, biasanya Samsuri yang dibantu dua orang karyawannya mampu memproduksi 1.300 bungkus plastik roti dengan harga satuannya Rp300. Sejak kenaikan harga terigu ia hanya mampu memproduksi roti dengan bahan baku dua karung atau 2 bal terigu. "Saya sebagai rakyat kecil minta kepada pemerintah agar harga kebutuhan pokok bisa stabil lagi, karena kami semakin kesulitan," katanya. Dampak kenaikan harga terigu juga dirasakan Roni, pemilik produksi roti "Fiyana Bakerry" di kelurahan Unyur, Serang tersebut mengatakan, untuk bisa mempertahankan pabrik roti yang dikelola 10 karyawan terpaksa ia harus mengurangi produksinya dan mengurangi ukuran serta komponen lainnya akibat kenaikan harga terigu tersebut. Sebelum ada kenaikan, biasanya ia memproduksi roti dengan memakai 10 karung terigu, namun setelah harganya naik ia terpaksa mengurangi menjadi 4 sampai lima karung terigu karena terkendala modal dan susahnya pemasaran. Namun, ia bersyukur masih mampu bertahan dan membayar gaji 10 karyawannya, meskipun harus mensiasatinya dengan berbagai cara supaya home industrinya tersebut tetap bertahan hidup di tengah naiknya harga bahan baku terigu dari biasanya Rp.4.500 menjadi Rp6.500/kg sampai Rp7.000/kg.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008