Jakarta (ANTARA News) - Kenaikan harga kedelai, baik di pasar internasional maupun dalam negeri, diharapkan merupakan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri, demikian penegasan Menteri Pertanian (Mentan), Anton Apriantono. "Ini memang tidak mungkin meningkatkan produksi dalam negeri kedelai dengan serta merta, tetapi ini akan mendorong produksi naik, tergantung kemampuan kita meningkatkan produksi," katanya di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Senin. Ia menyebutkan, pemerintah menargetkan adanya kenaikan produksi kedelai dalam negeri pada 2008 ini minimal sebesar 20 persen dibanding 2007. "Tapi, kami yakin akan lebih tinggi dari itu, atau menjadi sekitar 800.000 ton hingga 850.000 ton, tapi itu memang masih kurang banyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya. Untuk mendorong itu, pemerintah melakukan berbagai program, antara lain memberikan subsidi benih sehingga harga benih kedelai murah. "Dengan harga yang tinggi sekarang akan mendorong petani menanam kedelai. Kalau yang terjadi tahun lalu (2007), orang lebih suka tanam jagung karena menguntungkan," katanya. Harga internasional kedelai mengalami kenaikan cukup tinggi hingga mencapai 100 persen. Jika semula harganya hanya 300 dolar AS per ton, maka saat ini mencapai 600 dolar Amerika Serikat (AS) per ton. Menurut Anton, harga yang wajar di tingkat petani saat ini minimal Rp4.500 per kg. Selain subsidi benih, yang juga akan dilakukan petani untuk meningkatkan produksi kedelai adalah dengan penyediaan pupuk yang memadai, penggunaan teknologi tepat guna, dan penyuluhan. "Itu yang akan kita lakukan, tapi yang paling penting dari semua itu adalah insentif harga ini," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008