Surabaya (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengingatkan seluruh prajurit TNI agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tidak terpuji serta melarang mereka terlibat dalam kegiatan bisnis haram. "Jauhi narkotika dan obat-obat terlarang serta jangan pernah terlibat dalam kegiatan bisnis haram. Semua perbuatan itu akan merugikan diri sendiri, keluarga dan institusi TNI," katanya dalam sambutannya yang dibacakan Wadan Kobangdikal Brigjen TNI Halim A Hermanto pada upacara tujuhbelasan di Kobangdikal Surabaya, Kamis. Ia meminta prajurit TNI agar menjadi panutan bagi masyarakat di manapun mereka berada. Kehadiran prajurit TNI harus bisa dirasakan manfaatnya oleh lingkungan sekitar dan mereka bukan justru menjadi sumber masalah. Djoko yang baru saja memangku jabatan Panglima TNI itu juga meminta prajurit agar momentum Idul Adha, Natal dan tahun baru 2008 dijadikan sarana mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Karena itu, bangun dan kembangkan kehidupan beragama, kerukunan hidup beragama dan kerukunan hidup antarumat beragama. Pergantian tahun hendaknya dapat menumbuhkan semangat untuk meningkatkan kinerja setiap prajurit dan PNS TNI sesuai perannya masing-masing," katanya. Tahun 2007, kata Panglima, patut disyukuri karena tidak ada peristiwa yang sifatnya luar biasa, baik di lingkungan global, regional maupun nasional, sehingga memungkinkan TNI melaksanakan tugas dalam suasana kondusif. Disisi lain, Djoko menekankan seluruh jajarannya untuk tetap profesional sebagai abdi negara di tengah berbagai keterbatasan peralatan utama yang dimiliki serta tingkat kesejahteraan yang belum memadai. "TNI tetap harus mengaktualisasikan jati dirinya sebagai prajurit melalui kinerja yang dilaksanakan secara ikhlas dalam mengamankan wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan, sungguh-sungguh memperlihatkan tingkat kesiagaan yang tinggi," ujarnya. Ia juga menyerukan prajuritnya untuk siap membantu masyarakat yang tengah mengalami bencana. Saat ini masyarakat sedang mengalami musibah yang datang silih berganti berupa banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan kenaikan permukaan air laut di Jawa, Sumatra dan beberapa daerah lainnya. "Ini semua akibat pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini disebabkan ulah manusia yang tidak dapat mengelola bumi secara bijaksana sehingga merenggut ratusan nyawa dan menimbulkan penderitaan bagi ratusan ribu bahkan jutaan saudara-saudara kita," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008