Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dirinya tidak mempermasalahkan siapa yang memiliki tanggung jawab keamanan Bandara Soekarno-Hatta, karena yang terpenting adalah hasil akhirnya bahwa lokasi itu harus aman. "Bagi kita, yang penting bukan siapa yang bertanggung jawab, tetapi hasil akhirnya, aman atau tidak," kata Wapres Kalla saat melakukan kunjungan ke Kantor PT Angkasa Pura II, di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat. Sebelumnya Dirut PT Angkasa Pura II, Edie Haryoto, dalam pemaparannya meminta saran kepada Wapres soal tanggung jawab penanganan keamanan bandara. Saat ini, tambahnya, selama ini ada beberapa masalah soal penanganan keamanan bandara. Edie menjelaskan pihaknya tidak memiliki fungsi pemerintahan seperti penyidikan, keimigrasian atau bea cukai. "Soal itu kita nanti bicarakan. Yang saya takut nanti kalau terjadi apa-apa semua lepas tangan, tak ada yang mau tanggung jawab. Nanti saling lempar tanggung jawab," kata Wapres. Dalam kesempatan itu Wapres menanyakan selama ini siapa yang bertanggung jawab atas keamanan Bandara. Administrator Bandara Soekarno-Hatta, Herry Bakti mengatakan selama ini ada kesepakatan penanganan keamanan tergantung kondisi. "Jika keadaan normal atau "hijau" , maka sekuriti bandara yang bertanggung jawab. Kalau "kuning" (rawan, red), ada di adpel bandara dengan bantuan polisi. Kalau kondisi "merah" (gawat, red), komando ada di kapolres," kata Herry. Mendapat penjelasan seperti itu Wapres dengan santai menanyakan siapa yang menentukan keadaan" hijau", "kuning" dan "merah" tersebut. "Ini kok warna-warna, hijau, kuning atau merah. Gimana menentukan warna-warna itu?," kata Wapres. Menurut Herry, selama ini ada komite yang terdiri atas adpel Bandara, Angkasa Pura II dan Kepolisian yang menyepakati soal itu. Kondisi keamanan dikatakan hijau, jika keadaan normal. Kuning, jika ada indikasi atau info akan adanya teror dan sebagainya. Sedangkan merah, jika memang telah terjadi tindak teror dan sebagainya. Selain masalah tanggung jawab keamanan Bandara, Wapres juga mempertanyakan soal penanganan kebersihan. Selama ini, ujar Wapres, banyak dikeluhkan soal kebersihan bandara. Menurut Edie Haryoto, saat in di Bandara Soekarno-Hatta memang ada juga tukang ojek, dan bahkan calo serta kebiasaan para penumpang yang tidak tertib. "Jadi seperti stasiun kereta api pindah?. Anda harus tegas, penumpang harus ikut aturan bandara, jangan anda yang ikut," kata Wapres. Sebelumnya dalam paparannya Edie Haryoto mengatakan tahun 2007 Bandara Soekarno-Hatta melayani sebanyak 32 juta penumpang yang terdiri atas 25,5 juta penumpang domestik dan 6,8 juta penumpang mancanegara. Sementara asetnya telah berkembang pesat dari Rp3,3 triliun sekarang menjadi Rp6,7 trilliun. "Untuk tahun 2008 ditargetkan pendapatan mencapai Rp2,9 triliun dan laba Rp688 miliar," kata Edie. Dijelaskan pula bahwa Bandara Soekarno-Hatta saat ini menduduki rangking 31 dunia dari jumlah penumpang. Saat ini, juga sedang dilakukan pembangunan Terminal 3 dengan kapasitas empat juta penumpang. Setelah mendapatkan pemaparan, Wapres melanjutkan peninjauan ke Bandara Soekarno-Hatta. (*)

Copyright © ANTARA 2008