Bahgdad (ANTARA News) - Bentrokan senjata terjadi pada perayaan "Ashura" yang dijalani oleh kelompok Syi`ah sehingga menyebabkan sedikitnya 50 orang warga meninggal di dua kota yang terletak di bagian selatan Irak, kemarin. Sedikitnya 50 orang tewas dan 60 orang lainnya cedera termasuk didalammnya aparat keamanan di kota Nassiriya, kantor berita Suara Irak (Voice of Iraq) melaporkan Sabtu. Kelompok bersenjata dilaporkan oleh VOI yang mengutip keterangan polisi setempat, adalah kelompok yang menamakan diri mereka kelompok Ansar Ahmad al-Yamani. Sumber-sumber mengatakan mereka yang tewas termasuk Kolonel Nagi Rustom, kepala satuan unit Darurat di kota itu dan Kolonel Zamel Khazaal Badr wakil kepala unit intelijen kriminal. Nassiriya adalah ibukota provinsi Dhi Qar yang terletak 390 km di sebelah selatan Baghdad. Di kota pelabuhan di wilayah selatan kota Basra, kelompok bersenjata memblokir jalan-jalan raya dan menyerang sekelompok perwira polisi, stasiun televisi Al-Arabiya melaporkan. Sedikitnya dua orang perwira polisi tewas dan sejumlah warga lainnya yang sedang melewati wilayah dimana terjadi bentrok senjata itu mengalami cedera dan terluka. VOI melaporkan perwira polisi telah menembak pimpinan kelompok bersenjata Syi`ah laskar surga, Abu Mustafa al-Ansari dan menahan puluhan pendukungnya. Kepala polisi wilayah kota, Jendral Abdul Chalaf menyatakan para penyerang bukanlah anggota Laskar Mahdi - kelompok bersenjata yang dipimpin dai Muktada al-Sadr, tetapi adalah anggota kelompok yang lebih kecil. "Kami telah menguasai keadaan dan melakukan pencarian anggota kelompok itu dari rumah ke rimah," katanya. Muslim Syi`ah yang banyak menyebar di kota-kota bagian selatan di Irak pada Jumat sebelyum merayakan perayaan Ashura melakukan ziarah ke tempat-tempat suci makam Imam Hussein cucu dari Nabi Mohammad yang gugur dalam pertempuran di Karbala pada tahun 680 Masehi. Mulai dari hari Kamis hingga subuh hari Jumat sedikitnya 26 warga irak termasuk para anggota bersenjata tewas di sejumlah insiden di Irak, demikian dikatakan oleh piohak militer AS dan sejumlah pejabat Irak, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008