Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah menyusul kekhawatiran seputar isu resesi ekonomi AS yang akan berdampak pada pendapatan ekportir di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Sentimen negatif soal AS yang telah mempengaruhi pasar regional itu, membuat rupiah melemah ke level 9.455/9.458 per dolar AS, melemah 16 dari posisi penutupan akhir pekan lalu 9.439/9.457 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, mengatakan, gejolak di pasar dunia masih menjadi fokus utama yang menyebabkan melemahnya rupiah. Walaupun begitu, kata Rully, rupiah tidak akan menembus level 9.500 per dolar AS karena Bank Indonesia (BI) kemungkinan besar masih campur tangan untuk menahan rupiah di bawah level itu. BI, menurut dia, melakukan intervensi pasar dengan melepas cadangan dolar AS, apabila rupiah terus tertekan mendekati level 9.500 per dolar AS. Tekanan terhadap rupiah, lanjutnya, juga muncul dari pasar saham regional yang melemah terpengaruh memburuknya bursa Wall Street. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran sejumlah negara terutama Asia yang produk ekspornya ke negara tersebut, ucapnya. Ekspektasi pasar terhadap rupiah masih relatif baik, terbukti meski dalam tekanan rupiah hanya bergerak pada kisaran 9.400, level yang dianggap tidak menyulitkan para eksportir. Sementara itu, dolar AS terhadap yen sedikit berubah menjadi 106,90 dan euro turun 0,3 persen menjadi 1,4555 dan euro terhadap yen melemah 0,2 persen jadi 155,48. "Kami memperkirakan dolar AS akan kembali tertekan, apabila bank sentral AS (The Fed) kembali menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi," katanya. The Fed dikabarkan akan kembali menurunkan suku bunga Fed Fund pada akhir bulan ini, apabila pertumbuhan di AS terus melambat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008