Solo (ANTARA) - Sejumlah Tokoh Agama Kota Surakarta mengimbau warga di Solo Raya tetap menjaga situasi aman, nyaman, kondusif, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) meski ada sidang sengketa Pemilu 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kami berharap kedamaian lebih diidamkan dari pada kerusuhan, dan warga tetap menjaga keutuhan NKRI sambil menunggu keputusan MK," kata Ketua Yayasan Pondok Pesanren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Ustad K.H. Wahyudin, di Solo, Kamis.

Menurut Wahyudin mengimbau untuk menyikapi situasi Indonesia yang akhir-akhir ini, memanas menanti keputusan MK, agar kondisi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.

Wahyudin menginginkan warga bersatu demi menjaga situasi kondusif untuk keutuhan NKRI. Dan, mengajak semua komponen untuk menjaga akhlak Bangsa Indonesia dari simpang siurnya berita atau kabar hoaks yang menyebar tidak beraturan.

"Allah sudah memberikan isyarat kepada kita, berikanlah berita gembira kepada mereka hamba-hambaku. Agar senantiasa memperhatikan ucapan dan memilih yang terbaik karena mereka itulah yang dibimbing oleh Allah dan orang-orang yang beruntung," katanya.

Wahyudin berharap ke depan tidak terjadinya keretakan di Tanah Air, dan tidak ada lagi pertumpahan darah karena pesta demokrasi. Mudah-mudahan segala sesuatunya terus diupayakan dan diselesaikan dengan tidak menonjolkan hal yang sifatnya emosional.

Hal senada sebelumnya dikatakan oleh Ketua Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Edi Lukito mengatakan LUIS komitmen akan menjaga Kota Solo tetap aman dan nyaman untuk ditinggali.

LUIS bekerja sama dengan aparat kepolisian, para alim ulama dan para kiai serta aktivis dengan menunjukkan kebersamaan demi keutuhan NKRI.

Edi mengatakan pihaknya melihat perkembangan Kota Solo Raya khususnya sangat kondusif sejuk meski dalam Pilpres dan Pileg ada kerusuhan di Jakarta, pada tanggal 21 dan 22 Mei 2019.

"Kami berkomitmen terkait putusan MK untuk menjaga Solo Raya dan Jawa Tengah menjadi daerah yang santun, berbudaya, dan kondusif," katanya.

Menurut dia hal tersebut mudah-mudahan menjadi pelajaran semuanya, dan tetap mengimbau kepada komunitas internal dan umat Islam semua untuk tidak terpancing isu-isu yang membuat Bangsa Indonesia terpecah-belah.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019