Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rachmany mengatakan, gejolak indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa terulang kembali selama 2008, karena itu pelaku pasar dan pihak terkait diminta taat pada peraturan. "Intinya saya ajak mereka kerjasama untuk menjaga pasar modal kita. Saya minta mereka patuh pada aturan karena aturan-aturan yang kita bikin itu dalam rangka kehati-hatian," kata Fuad di Jakarta, Jumat. Menurut dia, berbagai aturan yang ada memang membuat pelaku pasar tidak bisa bebas bergerak, namun peraturan-peraturan itu ditujukan mengantisipasi berbagai keadaan tak terduga seperti anjloknya IHSG. "Aturan-aturan itu akan membuat kita menjadi lebih stabil. Jadi kita lebih puas kalaupun kita punya goncangan tapi goncangannya tidak akan berat," katanya. Bapepam-LK minta pelaku pasar terutama broker memperkuat risk manajemen dan tidak hanya mementingkan order. "Kalau situasi lagi anjlok, jangan terima-terima pesanan yang bikin pasar makin anjlok. Pasar ini kan milik kita bersama, jangan sampai kalau nyungsep malah disyukurin," katanya. Menurut dia, setelah anjlok beberapa waktu lalu, saat ini indeks mulai membaik, namun gejolak bisa terjadi setiap saat sehingga semua pihak harus prudent. Fuad menyebutkan, semua aturan pasar modal yang harus ditaati termasuk yang menyangkut margin trading, know your costumer (KYC), dan short sell. "Margin trading itu yang kita bolehkan satu banding satu, tapi ini sering dilanggar," katanya. Secara periodik, Bapepam LK akan melakukan pemeriksaan secara sampling untuk mengecek siapa yang melakukan pelanggaran. "Kalau kita temukan kita kenakan sanksi. Kali ini kita akan keras. Saya sudah diskusi dengan Pak Erry (Erry Firmasyah, Dirut PT BEI) untuk memulai," katanya. Ia menyebutkan, sanksinya bisa berupa suspen atau bentuk sanksi lainnya. Mengenai short sell, Fuad mengatakan, boleh dilakukan namun ada aturan yang harus ditaati. "Mereka sering melakukan penjualan di sesi pagi dan membeli kembali di sesi kedua, tapi kalau harganya tidak bagus, mereka tidak jadi membeli. Ini yang akhirnya menyebabkan terjadinya kegagalan pasar," kata Fuad Rachmany. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008