Tokyo (ANTARA News) - Indonesia dan Jepang terus mempercepat kegiatan pembangunan laboratorium penanganan flu burung (avian influenza) di tanah air, menyusul penandatangan kontrak pembangunan laboratorium kesembilan yang akan dibangun di Subang, Jawa Barat, Februari 2008. Penandatanganan kontrak pembangunan laboratorium penanganan flu burung kesembilan itu berlangsung di Tokyo, Sabtu malam, oleh Dirjen Peternakan Departemen Pertanian Tjeppy D Soedjono dan mitranya Masaki Yamamoto dari Sumitomo Mitsui Construction Co.Ltd. Laboratorium itu akan dibangun di Subang, Jawa Barat, senilai Rp130 miliar, pada Februari 2008 dan diharapkan selesai tahun 2009. "Ini merupakan bentuk kerjasama Jepang - Indonesia untuk membantu meningkatkan kapasitas Indonesia dalam mengatasi penyakit flu burung," kata Masaki Yamamoto, General Manager International Division itu. Menurut Yamamoto, laboratorium itu nantinya akan dilengkapi alat-alat yang modern serta mampu menangani berbagai virus ganas yang menyerang hewan. Dirjen peternakan Tjeppy, yang malam itu didampingi Atase Pertanian KBRI Tokyo Pudjiatmoko, mengutarakan bahwa pembangunan di Subang merupakan laboratorium yang kesembilan dan nantinya merupakan laboratorium terbesar di Asia Tenggara, khusus menyelidiki penyakit-penyakit ganas yang menyerang unggas. "Laboratorium ini nantinya juga untuk melatih tenaga-tenaga ahli yang khusus meneliti penyakit ganas pada hewan. Selain itu diharapkan bisa menemukan vaksin khusus untuk hewan unggas," katanya. Laboratorium di Subang juga memiliki kemampuan tidak hanya meneliti virus flu burung, tetapi juga jenis penyakit berbahaya lainnya seperti antraks dan virus yang menyebabkan keguguran pada hewan. "Jadi laboratorium yang di Subang ini memiliki bio-security level 3, yang bisa dimanfaatkan untuk menyelidiki virus ganas lain yang biasa menyerang hewan," kata Tjeppy lagi. Lebih jauh Tjeppy mengatakan bahwa saat ini Indonesia berupaya membangun kemandirian dalam menangani penyakit flu burung dan tidak bisa selamanya bergantung dengan pihak luar. "Pembangunan laboratorium lainnya yang sudah ada juga semakin ditingkatkan kapasitasnnya guna meningkatkan kemampuan mengatasi wabah flu burung," demikian Tjeppy. Indonesia hingga kini sudah memiliki laboratorium sejenis yang tersebar di Medan, Bukit Tinggi dan Tanjung Karang (untuk kawasan Sumatra). Juga di Banjar Baru, Kalsel (untuk wilayah Kalimantan), dan di Maros, Sulsel (untuk kawasan Sulawesi). Untuk Pulau Jawa terbagi merata mulai dari Subang (untuk kawasan barat), Yogyakarta (tengah) dan Denpasar (kawasan Jawa Timur dan sekitarnya).(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008