Astana Giribangun, Karanganyar, 28 Januari 2008 Bismillahirahmanirahim, Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Hadirin sekalian yang saya muliakan, segenap rakyat Indonesia dimana pun berada, inna lillahi wa inna ilaihi roji`un, dengan penuh rasa duka yang amat dalam, pada hari ini kita semua seluruh rakyat Indonesia berkabung atas wafatnya Jenderal Besar TNI Purnawirawan HM Soeharto, Presiden Kedua Republik Indonesia. Almarhum telah berpulang ke Rahmat Allah dengan tenang pada hari Minggu, tanggal 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Kita telah kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa, seorang pejuang setia, prajurit sejati dan seorang negarawan terhormat. Kita hadir di sini di Pemakaman Keluarga Astana Giribangun Karanganyar untuk memberikan penghormatan terakhir melalui upacara kenegaraan. Upacara ini kita selenggarakan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan dari negara dan pemerintah atas jasa darma bakti serta pengabdian almarhum kepada negara dan bangsa semasa hidupnya. Kita sama-sama mengetahui yang dilahirkan di Jogjakarta, pada 8 Juni 1921, sepanjang hayatnya diabdikan untuk bangsa dan negara. Almarhum telah menapaki perjalanan panjang di dalam karier militer, politik dan pemerintahan. Sejarah mencatat ketika terjadi Revoluasi Fisik 1945-1949, almarhun dengan gigih berjuang mengusir penjajah untuk menegakkan dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara yang masih berusia muda. Sejarah juga mencatat sebuah perjuangan yang paling monumental, yaitu ketika almarhum bersama para pejuang lainnya melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949, dan berhasil menduduki kota Jogjakarta. Peristiwa penting itu memberikan bobot dan kekuatan tersendiri pada diplomatik kita yang berujung pada pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Pasca Revolusi Fisik yaitu pada tahun 1962, ketika bangsa ini tengah memperjuangkan pembebasan Irian Barat, almarhum kembali memenuhi panggilan negara untuk memenuhi tugas mulia sebagai Panglima Komando Mandala. Sejarah pun telah mengabadikan peristiwa besar itu sebagai paduan dari upaya diplomasi dan militer yang berhasil. Pada tahun 1965, ketika bangsa kita kembali diuji oleh peristiwa G30S PKI, almarhum kembali tampil mengemban tugas untuk menyelamatkan keutuhan negara, keutuhan bangsa, serta melaksanakan pemulihan keamanan dan ketertiban. Pada masa pemerintahan almarhum, yaitu sejak diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia, pada tanggal 27 Maret 1968, almarhum secara gigih memimpin pembangunan nasional yang tertumpu pada Trilogi Pembangunan yaitu Stabilitas, Pertumbuhan dan Pemerataan. Sejumlah prestasi dan keberhasilan telah dicapai oleh pemerintahan yang almarhum pimpin yang pada hakekatnya menghantarkan bangsa Indonesia setapak demi setapak menjadi bangsa yang makin maju dan makin sejahtera. Hadirin yang saya muliakan. Dengan jujur dan hati yang bersih kita patut mengakui begitu banyak jasa yang telah almarhum berikan kepada bangsa dan negara. Namun kita juga menyadari bahwa sebagai manusia biasa dan juga layaknya seorang pemimpin almarhum tentulah tidak luput dari kekhilafan dan kekurangan. Tidak ada manusia umat hamba Allah yang sempurna di dunia ini. Untuk itu, marilah kita sebagai bangsa yang berjiwa besar dengan tulus mengucapkan terima kasih serta memberikan penghormatan dan penghargaan yang tinggi atas darma bakti dan pengabdian almarhum kepada bangsa dan negara. Pada kesempatan yang penting ini, saya juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan almarhum semoga ditempatkan di sisi Tuhan Maha Kuasa, Allah SWT sesuai dengan perjuangan, pengorbanan dan amal ibadahnya. Kepada keluarga almarhum yang ditinggalkan , kita mendoakan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ketabahan dan kesabaran serta dapat menerima kepergian almarhum dengan ikhlas dan tawakal. Akhirnya dengan memohon ridho Allah SWT, marilah kita lepas kepergian almarhum menghadap sang khalik dengan tenang. Marilah pula kita panjatkan doa semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan mengampuni segala dosa-dosanya. Selamat jalan Bapak Pembangunan, semoga berada dengan tenang di sisi Allah SWT. Sekian dan terima kasih Wassalam Wr, Wb. (*)

Copyright © ANTARA 2008