Manila (ANTARA News)- AS akan menyelenggarakan pelatihan militer gabungan berskala penuh dengan Filipina Februari, setelah secara drastis mengurangi program tahunan itu tahun lalu karena pertikaian menyangkut pemenjaraan seorang Marinir AS karena melakukan pemerkosaan. Sekitar 6.000 tentara AS akan ikut serta dalam pelatihan itu , yang akan diselenggarakan dekat pangkalan-pangkalan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok terbesar gerilyawan Muslim di Filipina, kata panglima militer Jenderal Hermogenes Esperon. Tahun lalu , Washington mengurangi pelatihan-pelatihan perang , hanya mengirim 400 tentara setelah satu pertikaian menyangkut penahanan marinir AS yang dituduh melakukan pemerkosaan Desember 2006. Pasukan AS secara rutin melatih dan dan memberi nasehat kepada satuan-satuan militer Filipina , membangun jalan , jembatan , sekolah klinik dan melakukan kegiatan kemanusiaan lainnya sebagai bagian dari usaha-usaha bersama dengan sekutu paling dekat Washington di wilayah itu untuk memerangi gerilyawan Muslim. Esperon mengatakan 5.000 sampai 6.000 tentara AS akan ikut serta dalam pelatihan Balikatan (saling mendukung) di wilayah Mindanao tengah. Sekitar 2.000 tentara Filipina juga akan ikut serta dalam pelatihan-pelatihan lapangan, simulasi-simulasi dan kegiatan-kegiatan menyangkut masalah kemanusiaan dan sipil di masyarakat Muslim. Daerah itu adalah pangkalan MILF, yang melakukan perundingan perdamaian dengan Manila setelah gencatan senjata diberlakukan tahun 2003. "Dua militer kami biasanya menguji kesiapan kami menghadapi segala macam ancaman keamanan," kata Esperon kepada para koresponden asing , Senin malam. Pelatihan perang itu tidak ditujukan pada musuh, katanya. Balikatan adalah satu pelatihan konvensional berskala luas untuk melatih lagi rencana pertahanan kedua negara terhadap agresi asing didasarkan pada Perjanjian Pertahanan Bersama , salah satu sisa aliansi Perang Dingin di kawasan itu. Esperon mengatakan aktivitas-aktivitas kontra terorisme juga akan dilakukan di pulau Jolo , satu pangkalan kelompopk gerilyawan Abu Sayyaf, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008