Jakarta (ANTARA) -
Museum Sejarah Jakarta di area Taman Fatahillah, Jakarta Barat, segera menghadirkan selfie corner atau pojok swafoto bagi wisatawan yang hendak mengabadikan kunjungan ke museum tersebut.

"Berswafoto adalah budaya zaman sekarang dan kami tidak bisa meninggalkan dan membiarkan begitu saja. Kami harus mengakomodir dan salah satunya melalui pembuatan corner selfie tersebut," kata Kepala Satuan Pelayanan Museum Sejarah Jakarta Galih Hutama Putra saat dijumpai di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan, pihak museum melihat animo masyarakat yang cukup tinggi dalam berswafoto di area museum, terutama di ruang-ruang pameran.

"Itu kebudayaan sekarang ya, sebenarnya ada plus dan minusnya. Kalau segi plusnya museum kami bisa dipromosikan secara gratis di media sosial. Namun minusnya ketika orang datang ke museum ini tidak melihat konten sejarahnya tapi hanya melihat museum ini instagrammable atau tidak," katanya.

Karena itu, Museum Sejarah Jakarta berencana menghadirkan pojok-pojok swafoto yang dapat digunakan pengunjung untuk mengabadikan momen di museum tersebut, agar nilai-nilai historis pameran dapat tetap menjadi perhatian pengunjung.

Saat ini, manajemen museum tengah memperhatikan ruangan mana yang sering dijadikan spot untuk berfoto dan akan dibuat pojok swafoto disana sehingga pengunjung dapat langsung menuju titik tersebut untuk mengambil gambar dan kembali menikmati pameran yang tersedia.

"Kami membuat tata pameran yang bagus bukan hanya untuk berfoto saja, namun disitu ada faktor sejarah yang bisa diketahui oleh masyarakat umum," kata Galih.

Museum Sejarah Jakarta yang juga dikenal sebagai Museum Fatahillah menyimpan 
sejarah perkembangan ibu kota dari era tahun 1500-an hingga kini.

Area dalam museum terbagi menjadi beberapa ruangan yang memiliki fokus tertentu, seperti masa datangnya Vereegnide Oostindische Compagnie (VOC) di Jayakarta, pendirian Batavia dan berbagai catatan sejarah lainnya.
Baca juga: Semangat Asian Games 2018 di Museum Fatahillah
Baca juga: Aroma Lawas "Sara & Fei, Stadhuis Schandaal"
Baca juga: Festival kuliner jadoel, pelepas rindu makanan nusantara

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019