Cirebon (ANTARA News) - Kebakaran Kapal Tanker MT Pendopo yang mengangkut sekitar 100.000 barel lebih naptha di perairan Indramayu, tepatnya di lepas Pantai Song, sudah memasuki hari ketiga tetapi sampai Rabu malam api belum berhasil dijinakkan. Pertamina sudah mengerahkan sekitar 10 kapal dibantu KRI Imam Bonjol dari Gugus Armada Barat (Armabar), namun kobaran api yang sudah mencapai timbunan naptha di ruang cargo belum berhasil dipadamkan. Akibat belum padamnya api itu juga membuat Tim Puslabfor Mabes Polri belum bisa naik ke kapal yang nahas itu untuk menyelidiki sebab-sebab kebakaran yang terjadi Minggu (27/1) malam sekitar pukul 19.00 WIB di sekitar 12 mil dari Pelabuhan Khusus Balongan. Kapolres Indramayu AKBP Syamsudin Djanieb ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa Tim Puslabfor Mabes Polri belum bisa mengamati langsung di atas kapal karena kobaran api masih belum bisa padam. "Karena belum bisa terjun, maka sebab-sebab kebakaran juga belum dapat disimpulkan," katanya. Ia menjelaskan, dari 12 anak buah kapal tanker yang sudah dimintai keterangan terungkap bahwa informasi sementara sumber api berasal dari kamar mesin dan ruang akomodasi. Berdasarkan keterangan sebelumnya muatan minyak mentah jenis naptha sebanyak 100.000 barel diduga sudah ikut terbakar sejak hari kedua kemarin sehingga belum bisa diperkirakan kapan kobaran api akan bisa dipadamkan. Akibat terbakarnya muatan minyak itu maka Kapal Tanker MT Pendopo akhirnya ditarik dari lokasi kebakaran yang berada di areal bongkar muat minyak Pelabuhan Balongan, ke arah Barat sekitar 10 kilometer dari tempat semula. Seperti diberitakan sebelumnya Kapal Tanker MT Pendopo yang mengangkut 100 ribu barrel lebih naphta (jenis bahan mentah BBM) milik Pertamina, terbakar di perairan Balongan Indramayu, Jawa Barat, Minggu malam. Kapal dengan 20 ABK itu tengah melakukan aktivitas membongkar BBM jenis Naphta yang berasal dari Kilang Minyak Cilacap di Single Buoy Morring (SBM) yang terletak 12 mil laut dari Pelabuhan Khusus Balongan. Namun, tiba-tiba muncul api dari kamar mesin yang tidak bisa dikendalikan dengan alat pemadam portabel, bahkan beberapa ABK menderita sesak nafas sehingga terpaksa menceburkan diri ke laut dan selanjutnya diselamatkan Tug Boat yang mendampingi Kapal Tanker tersebut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008