Jakarta (ANTARA News) - Bank NISP Tbk di Jakarta, Kamis, menyatakan pihaknya tahun ini berencana menerbitkan obligasi subordinasi II dengan nilai pokok sebesar Rp600 miliar, setelah tahun lalu juga menerbitkan Obligasi Subordinasi I senilai Rp500 miliar untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Obligasi subordinasi II Bank NISP diterbitkan tanpa warkat berjangka waktu 10 tahun dengan opsi beli pada tahun pertama sampai tahun kelima berdasarkan kupon bunga obligasi pemerintah FR033 ditambah 150 -200 basis poin. Sedangkan opsi beli pada tahun ke-6 sampai ke-10 berdasarkan kupon obligasi FR033 ditambah bunga 8 persen. Penerbitan obligasi subordinasi II telah mendapat peringkat instrumen id A+ (single A Plus) dengan prospek stabil) oleh lembaga pemeringkat Indonesia (Pefindo) dan akan ditawarkan ke publik pada 25 Februari sampai 27 Februari 2008. "Dengan demikian dana itu akan kita terima pada awal Maret 2008," kata Presiden Direktur PT Bank NISP Tbk, Pramukti Surjaudaja. Dalam penerbitan ini Bank NISP didukung PT Standard Chartered Securities Indonesia, PT CIMB-GK Securities Indonesia, dan PT NISP Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi subordinasi, sedang sebagai wali amanat PT Bank Mega Tbk. Ia optimis penerbitan obligasi subordinasi II Bank NISP akan mendapat sambutan positif dari para investor. Bagi NISP sendiri menilai obligasi Subordinasi sebagai sumber pendanaan jangka menengah dan panjang sesuai dengan prinsip kehati-hatian, katanya. Ditanya pasar obligasi di Indonesia yang tak menentu, menurut Pramukti pasar mulai membaik setelah Bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunganya dalam bulan ini sebanyak dua kali pertama 75 basis poin dan kedua 50 basis poin sehingga kini memnjadi 3 persen. Penurunan bunga Fedfund itu mendukung kegiatan pasar dunia membaik dan mengimbas ke pasar uang dan pasar saham dometik, seperti rupiah yang menguat hingga berada di bawah level Rp9.300 per dolar AS dan indeks saham kembali menguat, katanya. Mengenai target kredit, ia mengatakan pada tahun ini ditargetkan sebesar Rp24-25 triliun naik dibanding tahun lalu yang mencapai Rp19 triliun. Jadi target kredit baru meningkat sebesar Rp5 triliun. "Kami optimis pasar masih dapat menyerapnya, meski ada kekhawatiran atas gejolak global," katanya Bank NISP per 31 Oktober 2007 memiliki aset sebesar Rp27,2 triliun dan tingkat rasio kredit bermasalah (Non performing loan/NPL hanya 2,25 persen jauh dibawa batas maksimal BI sebesar 5 persen, kata Pramukti. Marjin neto bunga pada 4,99 persen, rasio kecukupan modal sendiri (CAR) 17,60 persen dan rasio pinjaman terhadap simpanan 88,13 persen, serta dana pihak ketiga Rp20,6 triliun. Bank NISP saat ini memiliki 352 jaringan kantor cabang yang dilengkapi 494 unit ATM yang dapat bertransaksi di 20.000 jaringan ATM dengan jumlah karyawan mencapai 5.357 orang, katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008