Wina (ANTARA News) - Para menteri OPEC menolak seruan agar menambah produksi, Kamis, dengan menyatakan kekhawatiran kemungkinan melemahnya ekonomi Amerika Serikat akan menyebabkan harga minyak menurun terus dari puncak historisnya baru-baru ini di atas 100 dolar per barel. Semua anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memompa 40 persen dari minyak dunia, mengatakan bahwa OPEC seharusnya mempertahankan tingkat produksinya pada pertemuan resminya di ibukota Austria itu, Jumat (1/2). Penolakan peningkatana produksi akan mengecewakan Amerika Serikat, sebagai konsumen energi terbesar dunia, di mana Presiden AS George W. Bush baru-baru mendesak OPEC untuk meningkatkan produksi guna membantu menurunkan harga minyak yang tinggi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta inflasi bahan bakar. Namun, penurunan harga minyak itu tidak disambut baik oleh para produsen minyak mentah karena pendapatan mereka dari ekspor komoditi tersebut berkurang. "Kami belum ada opsi sekarang," tetapi menetapkan target produksi kami 29,67 juta barel per hari, kata Menteri Energi dan Industri Qatar, Abdullah bin Hamad Al Attiyah, setibanya di Wina. "Kami sangat prihatin seputar ekonomi dunia (....) Ekonomi Amerika akan (mempengaruhi) harga minyak," katanya kepada pers, seperti dilaporkan AFP. Pada Kamis, harga minyak mentah mengalami penurunan sekitar 10 persen sejak minyak mentah New York mencapai rekor tinggi 100,09 dolar per barel pada awal Januari. Sementara pejabat menteri perminyakan Kuwait Mohammed Al-Aleem menyatakan kepada pers bahwa 13 negara anggota OPEC "Agak mengkhawatirkan seputar dampak melemahnya atau resesi di Amerika Serikat" pada harga minyak. "Harga, untuk saat ini sudah sedikit menurun," katanya. Presiden OPEC dan Menteri Energi Aljazair Chakib Khelil menyatakan bahwa OPEC dapat mendiskusikan pada pertemuan tersebut apakah kenaikan itu akan membantu mendukung ekonomi dunia. Sedangkan Menteri Perminyakan dan energi Venezuela, Rafael Ramirez mengatakan bahwa ia akan menyerukan untuk penurunan produksi pada pertemuan OPEC yang dijadwalkan pada Maret mendatang agar harga terus menurun. Arab Saudi, yang merupakan produsen minyak mentah terbesar dunia, Rabu lalu menyampaikan puas atas tingkat pasokan dan permintaan minyak mentah saat ini. "Fundamental adalah dapat dipercaya," kata Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Nuaimi kepada pers, yang menyampaikan pandangannya mengenai situasi permintaan dan pasokan minyak mentah saat ini. Pertemuan OPEC yang berlangsung Jumat itu merupakan pertemuan luar biasa yang dijadwalkan pada pertemuan resmi terakhir 5 Desember lalu di Abu Dhabi. Di mana, OPEC memutuskan menolak peningkatan produksi, karena pasokan pasar baik dan bahwa harga yang tinggi di mana disebabkan oleh tindakan spekulasi, bukan suatu reaksi terhadap situasi permintaan dan pasokan. Para menteri menyampaikan pandangan mereka ini di Wina, Kamis (31/1). OPEC terdiri atas 13 negara anggota yakni Aljazair, Angola, Ekuador, Indonesia, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Venezuela. Irak merupakan satu-satunya anggota OPEC yang tidak dikenai pagu produksi. Sedangkan para analis mengatakan OPEC kenyatannya memproduksi sekitar 180.000 barel minyak mentah per hari di atas pagu resminya 29,67 juta barel per hari. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008