Padang (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Tabing Padang, Sumatera Barat (Sumbar), memprediksi gelombang dengan ketinggian empat meter berpotensi terjadi di perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar, sepanjang Minggu (3/2), sehingga pelaku pelayaran dan nelayan perlu waspada. Analis BMG Tabing Padang, Budi Imam Samiaji, di Padang, Sabtu, menjelaskan bahwa ketinggian gelombang tersebut, cukup mempengaruhi aktivitas pelayaran dan nelayan di perairan barat Mentawai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia itu. Menurut dia, pelaku pelayaran dan nelayan perlu tingkatkan kewaspadaan, karena bisa berdampak buruk, jika tetap dipaksakan melakukan aktivitas di perairan itu. "Ketinggian gelombang empat meter di atas batas normal dan bisa berakibat buruk bagi para nelayan dan pelaku pelayan. Gelombang empat meter sudah berlangsung dua hari terakhir," katanya. Sementara itu, ketinggian gelombang di perairan pesisir barat Sumbar, berpotensi 2,5 meter sepanjang Minggu (2/2) akan diiringi angin barat laut dengan kecepatan 10 - 15 knot per jam. Sedangkan cuaca wilayah daratan dan pesisir barat Sumbar, umumnya berawan dan berpeluang hujan pada pagi hingga malam hari. Temparatur udara 23 - 32 derajad celcius dan kelembaban udara 68 - 97 persen. Tiga hari terakhir cuaca perairan pesisir pantai barat buruk, akibat curah hujan tinggi disertai badai. Akibatnya Kamis (31/1) malam, Kapal barang perintis antarpulau KM Tegar Mulia bertonase 525 ton diterjang badai dan terseret hingga setengah mil yang akhirnya terdampar di bibir pantai kawasan Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Akibat seretan badai lambung kapal diduga bocor, mengakibatkan masuknya air ke dalam lambung sehingga posisi kapal menjadi miring. Kapal KM Tegar Mulia sudah satu bulan lego jangkar di tengah laut menunggu muatan di pelabuhan Teluk Bayur. Kapal ini biasanya melayani pelayaran angkutan barang dari Teluk Bayur, Bengkulu, Painan dan Kepulauan Mentawai. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008