Cirebon (ANTARA News) - Serda Hadi Sutrisno (27), salah satu marinir yang tewas dalam insiden tenggelamnya amfibi BTR 50 P di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim, dimakamkan dengan upacara militer di TPU Pasindangan, Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Senin sekitar pukul 10.30 WIB. Pemakaman secara militer ini dipimpin inspektur upacara Perwira Menengah dari Brigif 2 Marinir Cilandak Mayor Mar Jasiman Purba dan komandan upacara Kapten Mar Yudo. Jasiman dalam sambutannya mengatakan, almarhum adalah seorang prajurit yang selalu memegang teguh prinsip perjuangan, mempunyai dedikasi tinggi, rajin, tekun dan ulet. "Gugurnya almarhum merupakan duka cita yang mendalam bagi rekan-rekan satu korps marinir dan Angkalan Laut, semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah," katanya. Almarhum yang juga pemegang Dan 1 Karate itu meninggalkan seorang istri, Iin Damayanti yang baru dinikahi tiga bulan yang lalu. Menurut Kara (50), ayah Hadi, sejak kecil almarhum bercita-cita ingin menyumbangkan yang terbaik bagi nusa dan bangsa. Ujang Rahmat (40), guru karate almarhum di selama Cirebon mengatakan, dia merupakan murid yang rajin dan selalu menjalin silaturahmi sehingga walaupun sudah menjadi marinir selalu menyempatkan diri datang ke rumahnya jika kebetulan ada di Cirebon. "Terakhir saya SMS malam Sabtu atau sehari sebelum kecelakaan untuk meminta apakah perlu disiapkan baju karate, tetapi dia jawab sedang latihan di Situbondo," katanya. Hasan, sepupu almarhum juga sempat menelpon Kamis atau dua hari sebelum musibah untuk minta ditalangi beli sepatu tentara karena dia bertugas sebagai satpam. "Tidak ada firasat apapun, sehingga saya kaget sewaktu dikabari telah meninggal," katanya yang menjadi saptam di Bogor. Ia mengatakan, sebelum menjadi marinir, almarhum yang lahir di Cirebon, 23 Juni 1981 itu sempat bekerja sebagai satpam di PLN Cirebon dan satpam di PT Kereta Api yang bertugas mengawal kondektur di jalur Jabotabek, setelah itu masuk marinir tahun 2002. Seperti diberitakan sebelumnya, Kadispen AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul menjelaskan panser amphibi yang mengalami musibah sebelumnya diluncurkan dari daerah serbuan ampibi oleh KRI teluk KAU/504 pada posisi 07`41`4``S-114`13`42"T, Sabtu pukul 04.30 WIB. Ia menjelaskan, panser itu telah menempuh jarak 1.300 meter dan tinggal 400 meter lagi menuju pantai tetapi tiba-tiba bagian belakang panser goyang karena tergulung ombak setinggi satu meter. Begitu panser tenggelam pimpinan pasukan dalam panser segera melakukan prosedur penyelamatan dan sembilan personil bisa keluar dari dalam panser yakni 8 selamat dan satu masih hilang, sementara 6 orang dinyatakan meninggal.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008