Jakarta (ANTARA News) - Pompa air yang seharusnya berperan agar jalan tol Bandara Soekarno-Hatta tidak tergenang ternyata tidak berfungsi sepenuhnya dan dari tiga unit yang tersedia, hanya beroperasi satu. "Dua unit yang mati tersebut akibat keburu terendam air sebelum beroperasi," kata Dirjen Sumber Daya Air Departemen PU, Iwan Nusyirwan Diar di Jakarta, Senin. Pompa air tersebut bertugas membuang air dari saluran pembuangan (storage) milik PT Jasa Marga Tbk selaku operator jalan tol ke Sungai Tunjungan. Padahal pompa tersebut memiliki kapasitas 4 meter kubik per detik, kalau semuanya beroperasi berarti kapasitasnya bisa 12 meter kubik per detik sangat besar untuk mencegah terjadinya genangan di jalan tol. Akibat genangan di jalan tol setinggi lebih dari satu meter membuat jalan tol terputus sejak Jumat (1/2), namun Senin pagi (4/2) ini kondisinya sudah berangsur-angsur normal seperti diutarakan Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk Sarwono Oetomo. "Kami akan segera mengoperasikan secara penuh setelah air benar-benar surut," kata Sarwono saat dihubungi Senin pagi ini. Ditempat terpisah, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, akan menyiapkan pompa darurat yang dapat dipindahkan (mobile) berkapasitas besar untuk menjamin agar obyek-obyek vital tidak terganggu saat hujan lebat. "Februari ini cuaca buruk masih mungkin terjadi. Untuk itu kami telah mengantisipasinya dengan menyiapkan pompa-pompa berkapasitas besar. Kami tidak ingin mengulang kejadian Jumat kemarin," katanya. Sementara itu Iwan Nusyirwan mengatakan, dalam rangka mengatasi terulangnya banjir di tol bandara seperti terjadi pada hari Jumat kemarin pihaknya masih harus melakukan rapat koordinasi. Rapat koordinasi itu untuk memutuskan untuk meninggikan tanggul di sepanjang sungai Tunjungan, kemudian juga tengah direncanakan membangun saluran pembuangan (storage) baru melengkapi yang sudah ada saat ini. Sementara dari pihak PT Jasa Marga Tbk, Iwan berharap rencana untuk meninggikan jalan tol melalui jalan layang disisi kanan dan kiri jalan tol saat ini dapat segera diwujudkan. Namun Iwan mengatakan, kondisi jalan tol Sedyatmo saat ini sudah tidak layak lagi. Kalau melihat dari atas maka akan terlihat jalan tersebut sudah dikepung air di kanan dan kirinya. Bahkan badan jalan yang kemarin banjir sebenarnya sudah dibawah air. "Selama ini badan jalan tersebut tertolong karena adanya sistem pompa. Tapi coba seperti kejadian kemarin pompanya ikut terendam sehingga tidak berfungsi maka jalan itu langsung putus," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008