Solo (ANTARA News) - Beberapa daerah di Kota Solo kembali tergenang banjir menyusul hujan deras pada Senin malam dan meluapnya air Bengawan Solo, sehingga merendam puluhan rumah. "Di daerah kami memang ada beberapa tempat yang kebanjiran dan sebagian besar mereka itu tinggal di bantaran sungai, tetapi tidak separah banjir yang melanda pada 26 Desember 2007," kata Camat Jebres, Soemarno, ketika meninjau banjir di Kampung Sewu, Solo, Selasa. Dikatakannya, daerah bantaran sungai itu semestinya tidak boleh ditempati, tetapi mereka tetap membandel dan akibatnya setiap air Sungai Bengawan Solo meluap hampir dipastikan tekena banjir, seperti yang terjadi sekarang ini. Haknano, staf Kelurahan Kampung Sewu, mengatakan di daerahnya yang terkena banjir sebagian besar warga yang bertempat tinggal di bantaran sungai seperti di RT 01/RW 02 sebanyak 30 KK (Kepala Keluarga ), RT 01/RW 01 ada enam KK, RT 03/RW 03 sebanyak 20 KK, RT 01/RW 07 sebanyak 20 KK, RT01 dan RT 05 masing-masing 10 KK, dengan kedalaman air antara 0,5 meter hingga satu meter. Sementara itu, untuk Kampung Kalangan kedalaman air antara 0,5 meter sampai 1,5 meter yang merendam sekitar 200 rumah dan di daerah Joyontakan di RW 06 sekitar 100 KK yang rumahnya terendam air antara 0,5 meter hingga satu meter. Salah seorang warga Kampung Sewu Tarno (50) mengatakan, air bah yang masuk di kampungnya itu mulai sekitar pukul 21.00 WIB Senin (4/2) malam dan sekarang sudah berkurang, tetapi dikhawatirkan sewaktu-waktu bertambah lagi, karena cuaca di daerah hulu sungai masih berawan dan di Solo pada pukul 10.15 WIB juga hujan ringan. "Banjir kali ini memang tidak sebesar yang terjadi, 26 Januari 2007, tetapi kalau cuacanya seperti ini tidak menutup kemungkin air sungai Bengawan Solo yang meluap ke kampung bisa besar lagi," katanya. Meski di beberapa tempat air sudah mulai masuk rumah penduduk, sebagian besar mereka belum mengungsi, hanya seperti warga di Kedung Belang sudah siap membuat tenda-tenda di tanggul, apabila sewaktu-waktu air bertambah besar akan dijadikan tempat pengungsian sementara, kata warga setempat Sriyanto (32) alias Tole. (*)

Copyright © ANTARA 2008