Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga, di Jakarta, Selasa, menegaskan bahwa usulan mengandangkan semua Alutsista tua tanpa audit terlebih dulu, bisa membikin TNI "ambruk". "Saya setuju dengan usulan itu, tapi pelaksanaannya harus diawali dengan mengaudit menyeluruh terlebih dulu tentang keadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) kita. Jadi, jangan pukul rata dikandangkan," katanya kepada ANTARA News Ia mengatakan itu merespons pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya yang mengusulkan agar Alutsista berusia lanjut harus dikandangkan demi keamanan dan keselamatan. Presiden RI mengungkapkan itu menanggapi kecelakaan yang dialami sejumlah kesatuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena masih menggunakan Alutsista tua, terakhir menimpa pasukan Marinir TNI AL di Jawa Timur. Untuk upaya ke depan, Presiden Yudhoyono menambahkan, perlu pengadaan (Alutsista) dengan misalnya harus mengutamakan (produk industri) dalam negeri, atau dari negara yang tidak memberi syarat ketat. Theo Sambuaga menyatakan realitas di lapangan memang menunjukkan sebagian aset Alutsista TNI sudah waktunya diganti. "Makanya, yang sudah tua dan tak bisa dipakai, supaya dikandangkan saja. Tetapi yang masih layak, meskipun tua, supaya tetap dimanfaatkan," tambahnya. Ini penting, karena menurut Theo Sambuaga, kalau seluruhnya dipukul rata masuk kandang, ini juga berbahaya bagi pertahanan negara. "Iya khan. Sebab, `kalo` pukul rata mengandangkan semua yang tua, maka praktis TNI "ambruk"," tegasnya meyakinkan. Mengenai usulan pengadaan Alutsista, demikian Theo Sambuaga, pemerintah harus segera meningkatkannya, dengan memanfaatkan kredit nasional serta pemberdayaan industri pertahanan nasional. "Sesungguhnya kita bisa berdikari atau mandiri. Kita mesti lebih bersungguh-sungguh melakukan berbagai upaya dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Tentu yang masih perlu didatangkan dari luar, itu tetap saja. Namun, dengan `agreement` yang `fair`, tidak ada embel-embel saling menekan," tandas Theo Sambuaga, yang juga menjabat salah satu Ketua di DPP Partai Golkar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008