Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza, berpendapat bahwa jika usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengandangkan semua alat utama sistem persenjataan (alutsista) tua diwujudkan, maka TNI terancam bisa tak punya persenjataan strategis "Soalnya, lebih `separuh`, bahkan hampir semua dari alutsista milik TNI itu sudah tua. Tetapi, saya menghargai ide presiden untuk melakukan larangan itu. Idenya amat bagus, dan saya pun setuju. Tetapi, ide bagus bukan berarti ide itu bisa diterapkan sekonyong-konyong, tanpa perhatikan `timing` dan situasi," katanya di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan itu menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengusulkan alutsista berusia lanjut harus dikandangkan demi keamanan dan keselamatan. Yusron Ihza, yang berasal dari Fraksi Gabungan Bintang Pelopor Demokrasi, mengemukakan bahwa lebih dari separuh alutsista milik TNI berusia teknis sudah sangat tua. "Karenanya, penerapan ide itu, via larangan Presiden RI, membuat saya bingung. Maksud saya, karena lebih separih alutsista tua, maka sekarang ini kita mau pakai alutsista apa," katanya. Dalam hal tank amfibi marinir TNI Angkatan Laut (AL) yang belum lama ini tenggelam saat berlatih di Situbondo, Jawa Timur, menurut Yusron, jenis tank demikian masih ada sekira 60. "Nah, karena terlanjur dilarang, padahal kita belum punya pengganti, maka apakah marinir-marinir kita tadi akan `nganggur` dan tidak latihan?," ujarnya. Hal seperti itu, dinilainya, juga akan dialami oleh TNI Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Udara (AU). "Saya lalu berpikir, kalau negara kita tiba-tiba dalam bahaya, lalu dengan apa kita mempertahankannya?," ujarnya.. Selanjutnya, menurut dia, untuk sekadar mengganti 60 buah tank tadi pun, tidaklah mudah, belum lagi jika memikirkan dananya. "Cari alutsista murah, syarat ringan dan `ready stock` bukan urusan mudah. Jika mudah, maka tentu sudah lama dilakukan. Ide bikin senjata dalam negeri tentu bagus, tapi kita tidak bisa bangun dalam satu hari. Makanya, perlu pertimbangan dan perencanaan matang. Itulah sebabnyak kami di DPR RI terus menagih janji pemerintah menyodorkan Rencana Strategi Pertahanan Negara," demikian Yusron. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008