Jalan menuju damai dagang semakin terbuka, kala Trump dikabarkan akan menerima dengan senang hati apa pun hasil pertemuan tersebut
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat di tengah ekspektasi pasar akan berakhirnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Rupiah menguat 22 poin atau 0,15 persen menjadi Rp14.125 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.147 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa, mengatakan pasar tengah menyoroti perkembangan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 akhir pekan ini.

"Jalan menuju damai dagang semakin terbuka, kala Trump dikabarkan akan menerima dengan senang hati apa pun hasil pertemuan tersebut. Beijing pun siap bernegosiasi dengan Washington" ujar Ibrahim.

Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen pun menegaskan kedua pihak siap berkompromi untuk mencapai kesepakatan. Dialog disebut akan berlangsung dengan prinsip saling menghormati demi kepentingan bersama.

Selain itu, IMF pada Senin (24/6) lalu memperingatkan akan peningkatan risiko jangka menengah terhadap ekonomi AS. Mendalamnya perang dagang yang sedang berlangsung merupakan risiko material terhadap ekonomi AS.

Prospek pelonggaran moneter yang dilakukan oleh bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) yang mengisyaratkan siap untuk menurunkan suku bunga akhir tahun ini untuk melawan perlambatan ekonomi global yang diperburuk oleh ketegangan perdagangan global pun dinilai sangat wajar.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.144 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.104 per dolar AS hingga Rp14.144 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.138 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.165 per dolar AS.

Baca juga: Bank Dunia sebut Indonesia harus waspada perang dagang AS-China

Baca juga: Akademisi China sebut Indonesia bisa jadi korban perang dagang AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019