Satgas terus bersiaga di wilayah rawan. Setiap ada informasi HS (hotspot/titik panas) kita tindaklanjuti dengan 'ground check'
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi peningkatan jumlah titik panas sebagai indikasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dalam kurun waktu 48 jam terakhir.

Berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Selasa, pukul 16.00 WIB, BMKG menyatakan terdapat 11 titik panas yang tersebar di lima kabupaten di Riau.

Jumlah itu melonjak dua kali lipat dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang terdeteksi lima titik.

"Titik panas terbanyak terpantau di Kabupaten Pelalawan empat titik kemudian Bengkalis tiga titik dan Rokan Hilir dua titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno, dalam keterangan tertulis.

Selanjutnya, satu titik panas masing-masing terpantau di Kabupaten Siak dan Kampar. Sejumlah titik panas juga bermunculan di wilayah lainnya di Pulau Sumatera. Di Sumatera Selatan, BMKG mendeteksi empat titik panas, Sumatera Utara tiga titik, serta Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung, masing-masing satu titik panas.

Di Riau, BMKG menyatakan lima di antara 11 titik panas dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

"Titik api terdeteksi di wilayah Pelalawan dan Rokan Hilir, masing-masing dua titik serta satu titik di Kampar," ujar dia.

Satuan Tugas Karhutla Provinsi Riau menyatakan turut mengantisipasi kemunculan titik-titik panas yang terdeteksi BMKG di wilayah itu sejak awal pekan ini.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Jim Gafur mengatakan hingga saat ini Satgas Karhutla masih terus siaga di wilayah rawan, terutama pesisir Riau.

"Satgas terus bersiaga di wilayah rawan. Setiap ada informasi HS (hotspot/titik panas) kita tindaklanjuti dengan 'ground check'," katanya.

Ia juga menuturkan Satgas Karhutla turut menyiagakan lima helikopter serta satu pesawat modifikasi cuaca, bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Helikopter yang disiagakan itu, di antaranya jenis Kamov KA-32, Mi8-MTV RA-22700, Mi8-MTV RA-22582, dan Sikorsky S61 N5193Y. Sebanyak empat heli dari BNPB itu, untuk operasi pengeboman air yang mampu memuntahkan empat ton air.

Jim memastikan meskipun usai libur Lebaran, tim gabungan TNI, Polri, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, BPBD Riau, dan instansi lainnya yang terlibat dalam Satgas Karhutla tetap menggelap operasi patroli dan penanggulangan, baik darat maupun udara.

Bahkan, pada Ramadhan pun tim tetap bertugas seoptimal mungkin dalam menjaga Riau bebas dari karhutla.

Baca juga: Jumlah titik panas di Riau turun drastis
Baca juga: 3.147 hektare hutan-lahan Riau terbakar sejak Januari hingga Juni
Baca juga: Satgas Karhutla tanggulangi titik-titik panas di Riau

 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019