New York (ANTARA News) - Senator asal Partai Republik, John McCain, makin mengukuhkan kemungkinan kuat untuk berhadapan dengan salah satu kandidat dari Partai Demokrat-- Hillary Clinton atau Barack Obama-- dalam pemilihan presiden AS pada November mendatang, setelah salah satu saingannya sesama Partai Republik, Mitt Romney, menyatakan mundur dari pencalonan. Senator Mitt Romney mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis di Washington, antara lain dengan alasan ia tidak mau membiarkan calon-calon dari Partai Demokrat, yaitu Hillary dan Obama, memenangi pemilu November nanti. "Saya harus menyingkir saat ini juga, demi partai kita dan negara kita," kata Romney saat berbicara dalam suatu konferensi yang dihadiri kalangan konservatif AS. "Kalau saya terus ikut berkompetisi dalam kampanye menuju konvensi nanti, saya justru akan menghalangi kampanye nasional (Partai Republik) dan membiarkan Senator (Hillary) Clinton atau Obama menang," tambahnya. Pengumuman pengunduran dirinya itu dilakukan senator, yang juga mantan gubernur Massachusetts, tersebut dua hari setelah berlangsungnya pemilihan "Super Tuesday" yang digelar Partai Republik di 21 negara bagian. Pada "Super Tuesday", perolehan suara Romney berada di tempat kedua setelah John McCain, senator asal Arizona yang berjaya memimpin di 13 negara bagian. Romney sendiri memimpin perolehan suara di tujuh negara bagian. Secara keseluruhan, pada "Super Tuesday" John McCain memimpin dengan tiga juta suara atau 40 persen), sementara Romney menggaet 2,3 juta suara atau 31 persen. Dari segi perolehan delegasi, McCain --mantan gubernur Arizona-- juga berhasil mengumpulkan 707 delegasi, sementar Romney 294 delegasi, dan dua calon kandidat lainya, yaitu Mike Huckabee dan Ron Paul masing-masing mendapatkan 195 dan 14 delegasi. Seorang calon kandidat dari Partai Republik memerlukan 1.191 delegasi untuk dapat memenangi konvensi partai tersebut yang akan digelar pada Agustus-September untuk secara resmi menentukan siapakah yang akan maju menghadapi calon dari Partai Demokrat. Dengan mundurnya Romney, saingan McCain di Partai Republik tinggal mantan gubernur Arkansas Mike Hukabee, dan senator asal Texas Ron Paul, yang diperkirakan banyak kalangan sama sekali tidak akan menjadi batu sandungan bagi McCain untuk memenangi konvensi partai itu. Tidak seperti di Partai Republik yang sudah menunjukkan tanda kuat bahwa McCain akan muncul sebagai kandidat presiden, di kubu Demokrat hingga kini masih sulit diprediksi siapa yang bakal berhadapan dengan kandidat dari Partai Republik, apakah Hillary atau Obama. Hillary Clinton --senator asal New York-- dan Barack Obama --senator asal Illinois-- pada "Super Tuesday" yang digelar Partai Demokrat di 22 negara bagian, bersaing sangat ketat. Kendati Obama berhasil menang di sebagian besar negara bagian, yaitu di 13 negara bagian, namun Hillary pada "Super Tuesday" mendapatkan perolehan delegasi yang lebih besar. Mantan ibu negara AS itu menang di New York dan Kalifornia, dua negara bagian yang menyediakan jumlah delegasi terbesar untuk diperebutkan. Pada Super Tuesday, Hillary berhasil mengumpulkan 591 delegasi, sementara Obama hanya 476 delegasi. Untuk menjadi kandidat presiden yang akan maju menghadapi kandidat dari Partai Republik pada Pemilu Presiden 2008 November nanti, Hillary atau Obama harus dapat memenangi setidaknya 2.025 delegasi. Secara keseluruhan, pada "Super Tuesday" Hillary meraih 5,7 juta suara atau 49 prosen, sementara Obama mengumpulkan 5,6 juta suara (48%), demikian AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008