Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan (Dephub) akan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok tahun ini, dengan melakukan pelebaran dan pendalaman alurnya (lane), sementara itu, kemacetan akses ke pelabuhan terbesar di Indonesia itu belum jelas penyelesaiannya. "Tender pelebaran alur menjadi dua `lane` dan pendalamannya tahun ini, khususnya sebelah barat, sedangkan sebelah timur akan dipertahankan seperti saat ini," kata Dirjen Perhubungan Laut, Dephub, Effendi Batubara menjawab pers di Jakarta, Jumat. Dijelaskannya, pendalaman alur direncanakan akan menjadi 14 meter atau lebih baik dari kondisi saat ini yang hanya 10 meter LWS (low water spring). Oleh karena itu, wajar jika ada penilaian, kata Effendi, kondisi pelabuhan Tanjung Priok sekarang ini kurang memadai di tengah dinamika bisnis serta permintaan pengguna jasa yang kian tinggi. "Tak ada jalan lain dan sesuai rencana induk yang sudah diselesaikan akhir tahun lalu, infrastruktur yang ada perlu ditingkatkan kapasitasnya," katanya. Selama ini, Pelabuhan Tanjung Priok mampu melayani sekitar 70-80 kapal per hari dengan arus keluar masuk truk kontainer rata-rata 4.500-6.000 unit per hari. Jumlah tersebut belum termasuk kendaraan pribadi atau truk barang yang berkepentingan dengan pelabuhan tersebut. Program peningkatan kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok sendiri, kata Effendi, tersebut masuk program jangka pendek, tahun 2008-2012. Pelabuhan terbesar di Indonesia itu sendiri akan dioptimalkan untuk bisa melayani arus barang ekspor impor serta barang antar pulau di Indonesia. Seperti diketahui, sekitar 60-70 persen arus ekspor impor nasional dilayani melalui pelabuhan ini. Selain itu, Tanjung Priok dikenal sebagai pintu gerbang Indonesia, terutama dari moda angkutan laut. Saat ini, beberapa dermaga seperti JICT, TPK Koja dan lainnya kedalaman kolamnya sudah 14 meter LWS. Namun dermaga lain dan alur kolam, belum semuanya mencapai tingkat itu. "Infrastruktur inilah yang akan dibenahi pemerintah dulu, apalagi hal itu terkait dengan keselamatan dan keamanan juga," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008