Brisbane (ANTARA News) - Indonesia memerlukan lebih banyak Australianis dari kalangan sendiri untuk membantu upaya membangun pemahaman yang akurat dan sesuai dengan konteks tentang Australia di kalangan publik Tanah Air, kata Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda. Hanya saja, kondisi ideal tersebut masih jauh karena fokus studi atau riset mahasiswa Indonesia yang kini belajar di negara berpenduduk 21 juta jiwa itu bukan tentang Australia, kata Menlu dalam sebuah perbincangan santai dengan ANTARA, The Jakarta Post, dan Metro TV di Sydney, kemarin. Untuk mendorong munculnya para Australianis dari kalangan akademisi Indonesia sendiri, jumlah mahasiswa yang memfokuskan studi dan risetnya tentang Australia perlu ditingkatkan. Selama ini, yang terjadi adalah umumnya fokus topik riset mahasiswa Indonesia di Australia adalah tentang Indonesia, katanya. Minimnya jumlah Australianis yang lahir dari kalangan Indonesia itu juga dikeluhkan oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer, kata Menlu Wirajuda yang berada di Sydney untuk bertemu Gubernur negara bagian New South Wales (NSW) Marie Bashir dan Perdana Menteri Kevin Rudd. Pemerintah Australia sendiri, lanjutnya, sudah berkomitmen memberikan tambahan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia sebagai hasil dari pertemuannya dengan Menlu Australia, Stephen Smith, di Denpasar Desember lalu. Terkait dengan kegiatan kunjungan tiga harinya di Australia, Menlu Wirajuda sempat menyempatkan diri berkunjung ke Kolese Katolik "Chisholm" Perth, untuk memberikan dukungan simbolis pada pengajaran bahasa Indonesia di sekolah itu. Kolese yang dulu dikenal sebagai "Christian Brothers High School Highgate" itu merupakan bekas sekolah Menlu Stephen Smith. Dalam pertemuannya dengan Gubernur NSW yang juga Rektor Universitas Sydney, Marie Bashir, ia juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk mendorong tumbuh kembangnya studi-studi tentang Indonesia di berbagai universitas di Australia. Indonesia dan Australia merupakan dua negara bertetangga dekat yang telah membangun kerja sama erat di berbagai bidang, seperti pendidikan, perdagangan, kontra terorisme, serta penanganan pencurian ikan, penyelundupan dan perdagangan manusia, flu burung, perubahan iklim dan dialog antariman. Di bidang pendidikan, Australia membantu pembangunan maupun perbaikan 2.000 SLTP/SLTA di Tanah Air guna membantu anak-anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan. Di bidang perdagangan, investasi dan ekonomi, kedua negara juga memiliki kerja sama yang "sehat" dimana nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai 10,4 miliar dolar pada 2006-2007 dan nilai investasi mencapai 3,5 miliar dolar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008