Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan jajaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mencari tahu sekaligus menyelesaikan persoalan terkait dengan anjloknya harga ayam di pasaran.

"Jadi harus diketahui, apakah karena 'over supply' atau ada pihak yang bermain, kalau itu bisa diidentifikasi, maka akan ada 'road map' untuk penyelesaiannya," katanya di Semarang, Kamis.

Menurut Ganjar, dengan ditemukan persoalan utama dari anjloknya harga ayam itu, maka ada solusi yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah.

"Saya sudah menelepon sejumlah peternak untuk duduk bersama Dinas Peternakan dan mencarikan solusi bersama. Kalau ketemu akan diketahui apa persoalannya dan dicarikan solusi bersama," ujarnya.

Mantan anggota DPR RI itu menyebutkan banyak peternak ayam yang protes karena harga ayam anjlok, sedangkan persoalan yang menyebabkannya belum ditemukan secara pasti.

Ganjar mengatakan segera mencarikan solusi agar para peternak ayam tidak merugi dan akan menelepon Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian untuk mengetahui kalkulasi secara nasional.

"Yang jelas saya minta, besok para peternak ketemu dengan dinas dan membicarakan hal ini. Mereka yang ada di lapangan dan mengetahui persoalan yang terjadi," katanya.

Ganjar menyebutkan yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan pendataan untuk mencegah kelebihan pasokan yang dipastikan akan terjadi dan persoalan harga jatuh akan terulang.

"Hal seperti ini sudah terjadi pada bawang merah dan cabai kemarin-kemarin kan. Sebenarnya kami pemerintah ingin mendata petani agar kondisi seperti ini tidak terjadi, tapi ketika kami mau data, mereka tidak mau," ujarnya

Ganjar juga menyoroti mengenai pentingnya kartu tani untuk mengontrol semuanya.

"Saat ini, dibutuhkan data yang valid siapa ternak apa, dimana, kapan panen hingga kemana mereka menjual ayam-ayamnya itu," katanya.

Baca juga: Jateng segera tertibkan peternak ayam ilegal cegah kelebihan pasokan

Baca juga: Peternak ayam Kulon Progo desak pemerintah stabilkan harga ayam

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019