Atambua (ANTARA News) - Komunikasi melalui jalur telepon, telepon selular, dan faksimili pada hari Senin ke Timor Leste terputus, menyusul serangan kelompok bersenjata yang mengakibatkan terlukanya Presiden Timor Leste Ramos Horta. ANTARA di Atambua, NTT, melaporkan bahwa jajaran Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Timor Leste ke-9 periode 2007/2008 sejak Senin (11/2) pagi mengalami kesulitan serius dalam menghubungi pihak-pihak yang berwenang di Timor Leste terkait insiden itu. Jika biasanya saluran telepon di Timor Leste yang memiliki kode negara +670 bisa dihubungi secara cukup mudah, maka mulai Senin pagi, nomor telepon itu sangat sulit dihubungi. Bahkan, jaringan telepon selular milik PT Indosat (Mentari) yang bisa dioperasikan di sana untuk fasilitas layanan singkat (SMS), mulai Senin pagi juga tidak bisa digunakan. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk memperoleh informasi dari Dili, Timor Leste, adalah melalui jaringan radio dan telepon khusus yang dienkripsi (diacak). Bahkan, polisi penjaga perbatasan Timor Leste (UPS) juga mengetahui peristiwa penembakan terhadap Ramos Horta yang berlangsung pukul 06.00 waktu setempat itu dari petugas satgas Pamtas RI-Timtim Mabes TNI yang bertugas di Pos Mota Ain. Pada Senin (11/2) pukul 06.00 waktu Timor Leste, Presiden Timor Leste Ramos Horta ditembak sekelompok orang bersenjata hingga mengalami luka tembak di bagian perut. Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 1996 itu dikabarkan harus diterbangkan ke Rumah Sakit Militer Australia di Darwin. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008