Kupang (ANTARA News) - Satuan TNI di kawasan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste berupaya mencegah kemungkinan pergerakan warga eks Timor Timur (Timtim) ke Timor Leste, menyusul insiden penembakan terhadap Presiden Ramos Horta, Senin dini hari. "Saya sudah perintahkan para komandan satuan di perbatasan agar tingkatkan kewaspadaan dan membatasi kemungkinan pergerakan warga eks Timtim ke Timor Leste," kata Komandan Korem (Danrem) 161/Wirasakti, Kolonel Inf Winston Pardamean Simanjuntak, di Kupang, Senin. Danrem mengatakan, sementara ini belum terlihat indikasi perlintasan warga baik dari Timor Leste maupun NTT, namun aktivitas pengamanan rutin di pos-pos perbatasan terus dilakukan. Patroli rutin dan aktivitas pengintaian di jalur-jalur tertentu yang memungkinkan dijadikan pintu perlintasan semakin ditingkatkan. Selain TNI, masyarakat setempat juga ikut mengawasi aktivitas lintas batas tersebut. "Aktivitas lintas batas pasca insiden penembakan di Dili, Timor Leste, cukup memungkinkan. Kami upayakan tidak ada warga eks Timtim yang melakukan pergerakan ke sana (Timor Leste)," ujar Simanjuntak. Dia mengaku belum mendapat perintah soal pengetatan pintu lintas batas karena belum ada indikasi yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di wilayah NTT. Selain belum adanya permintaan resmi dari instansi terkait juga kondisi keamanan di kawasan perbatasan NTT cukup kondusif. "Kami terus berupaya berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Dili, Timor Leste agar mengetahui perkembangan dan mempersiapkan proses evakuasi warga Indonesia dari negara yang sedang bergejolak itu," ujarnya. Danrem Simanjuntak juga mendapat laporan bahwa kelompok pemberontak pimpinan Mayor Alfredo Reinado melakukan penyerangan bersenjata hingga melukai Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta. Aksi penyerangan juga dilakukan terhadap Perdana Menteri, Xanana Gusmao. Presiden Ramos Horta mengalami luka tembak di bagian perutnya, sementara Perdana Menteri Xanana Gusmao dilaporkan selamat dalam insiden penyerangan tersebut, hanya mobilnya hancur terkena tembakan peluru. Pimpinan pemberontak, Mayor Alfredo Reinado, dikabarkan tewas seketika dalam aksi baku tembak dengan pasukan pengawal presiden ketika kaum gerilyawan melancarkan serangan ke kediaman Presiden Ramos Horta. Ramos Horta langsung dibawa ke landasan helikopter pasukan Australia di Dili dan kemudian diterbangkan ke negeri Kanguru untuk mendapat perawatan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008