Jakarta (ANTARA News) - Potensi minyak dan gas (hidrokarbon) yang baru ditemukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan lembaga riset geologi dan kelautan Jerman (BGR) di perairan timur laut Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) perlu segera ditindaklanjuti. "Kalau potensinya mencapai 107,5 miliar sampai 320,79 miliar barel itu suatu jumlah yang sangat besar, yang jika saja dari potensi itu hanya terbukti 25 persen, masih juga merupakan angka yang sangat menarik," kata pakar perminyakan dari Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Dr Andang Bachtiar, di Jakarta, Senin. Ia membandingkan dengan cadangan terbukti minyak milik Arab Saudi yang volumenya mencapai 264,21 miliar barel dan bisa dieksplorasi hingga 250 tahun. Sedangkan lapangan minyak dan gas yang dapat dikategorikan sebagai giant field bila volume cadangan terhitung mencapai 500 juta Barel. Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Dr Yusuf Surachman mengatakan, hitungan untuk memperkirakan volume tersebut dihitung minimal 17,1 x 109 m3 dan maksimal volume tolal 51 x 109 m3. "Perkiraan volume tersebut berdasarkan volume reservoir yang dihitung atas dasar sejumlah asumsi, yakni seismik dua dimensi, carbonat buildup berbentuk melingkar, faktor pengali elongasi antara 0,5-1,5 dan porositas 30 persen," katanya. Menurut dia, struktur di daerah Cekungan Busur Muka Simuelue yang berasosiasi dengan hadirnya minyak (struktur Carbonat Build Ups dan Bright Spot untuk gas) itu ada di kedalaman 500-800 meter dari dasar laut yang kedalamannya 1.100 meter. Ia juga mengingatkan bahwa volume tersebut hanya merepresentasikan ruang dalam bentuk tangki yang belum tentu seluruhnya diisi oleh hidrokarbon, berhubung ruang dalam batuan dipengaruhi faktor lain seperti indeks saturasi air, kemampuan daya tampung minyak, dan gas. Kepala BPPT Prof Dr Said D Jenie berharap, pemerintah Indonesia segera mengamankan potensi tersebut agar dapat dikuasai oleh negara. "BPPT menyarankan untuk segera dilakukan penelitian lanjutan semaksimal mungkin yang dilaksanakan oleh para peneliti dalam negeri yang sudah memiliki kemampuan dan fasilitas. BPPT dan LIPI memiliki sejumlah armada kapal riset Baruna Jaya untuk membuktikan kebenaran ada atau tidaknya cadangan itu," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008