Jakarta (ANTARA) -
Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan Presiden Joko Widodo memiliki reputasi sebagai figur yang pandai merangkul lawan politiknya.

"Joko Widodo (Jokowi) tampaknya sudah punya reputasi sebagai figur politik yang pandai merangkul lawan," kata Arif dalam forum diskusi bertajuk "Sesudah MK: Silaturahmi atau Negosiasi?" yang diselenggarakan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pengamat: Jokowi tidak boleh mengabaikan pendukung Prabowo

Dia mengatakan berdasarkan catatannya, pasca-Pemilu 2014 Jokowi pernah memberikan kejutan dengan berkunjung cukup intensif ke kediaman lawan politiknya yakni Prabowo di Kertanegara dan Hambalang.

"Masih teringat bahwa ada adegan ikonik kala itu di mana Jokowi bersama Prabowo naik kuda bersebelahan. Itu menunjukkan Jokowi punya kemampuan merangkul lawan," kata Arif.

Baca juga: Akademisi: Jokowi-Amin perlu mengawali langkah rekonsiliasi

Selain itu, kata dia, setelah Pilkada DKI Jakarta 2017, ada pula kejadian ikonik lain di mana Jokowi melakukan sesi minum teh bersama Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di istana yang juga menunjukkan kemampuan Jokowi merangkul lawan politiknya.

Lebih dari itu, kata dia, Jokowi dalam dua periode berbeda didampingi dua figur yang sejak awal merupakan sekutu politik.

"Kita masih ingat pernyataan Jusuf Kalla sebelum 2014, yang isinya meragukan kemampuan Jokowi. Kita juga ingat Ma'ruf Amin pernah menjadi bagian kelompok yang kontra kepemimpinan Ahok. Artinya Jokowi menunjukkan kemampuan merangkul lawan politik," ujar dia.

Jika dikaitkan dengan kondisi pasca-Pilpres 2014. Arif menyatakan Jokowi bisa saja merangkul kelompok yang menjadi oposisi saat Pilpres 2019.

Namun, kata dia, upaya merangkul lawan politik tidak akan serta merta memperkuat kekuatan politik Jokowi.

"Merangkul lawan akan membuat kekuatan lawan berkurang tapi tidak serta merta menambah kekuatan politik," katanya.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019