Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut pentingnya peran pihak oposisi pada pemerintahan sebagai bentuk kontrol politik dalam memajukan bangsa dan negara.

"Peran kontrol politik harus tetap dilakukan, baik dari kalangan kritis maupun oposisi agar kehidupan berbangsa bisa seimbang," katanya di Semarang, Jumat.

Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden 2019.

Baca juga: Irwan Prayitno ajak semua pihak terima putusan MK

Baca juga: Koalisi Indonesia Adil Makmur gelar rapat sikapi putusan MK

Baca juga: PDIP : MK buktikan sebagai benteng konstitusi



Menurut Ganjar, kritik terhadap pemerintah dari pihak oposisi maupun kalangan intelektual tetap penting serta perlu.

"Teman-teman yang ingin melakukan kontrol-kontrol politik mau peran apapun, mau pakai label apapun kelompok kritis boleh kelompok oposisi tidak apa-apa dan itu akan menjadi baik untuk perbaikan Indonesia kedepan," ujarnya.

Perbaikan tersebut, kata Ganjar, telah diawali dengan pidato dua tokoh sentral politik tanah air, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Meskipun dalam pidatonya usai pembacaan keputusan MK, Prabowo Subianto mengaku kecewa terhadap putusan atas gugatan yang diajukan pihaknya tersebut.

Sementara itu, Joko Widodo yang memberikan sambutan bersama Kiai Haji Ma'ruf Amin mengatakan dirinya bukanlah presidennya kelompok tertentu, namun presidennya seluruh orang Indonesia.

Ganjar menilai kedua pidato itulah yang sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini usai Pilpres 2019.

"Kalau dengan putusan MK semua sudah selesai, maka seluruh hiruk pikuk politik finish. Itu dua 'statement' dari dua kandidat yang tadi malam sudah ditetapkan pemenangnya, Pak Jokowi. Itu membikin damai semuanya, hari ini kita butuh itu," katanya.

Ganjar berharap agar pendukung dua tokoh tersebut untuk berangkulan, saling membuat narasi positif, dan tidak lagi memproduksi meme, video maupun tulisan yang bisa melukai salah satu pihak.

Politikus PDI Perjuangan itu juga menggarisbawahi agar tidak menggunakan akun-akun anonim karena akan membuka pintu laku yang tidak bertanggung jawab.

"Kita menyiapkan Indonesia yang jauh lebih baik, kita mesti membuat narasi yang positif. Yang menang, kelompok pendukungnya Pak Jokowi tidak perlu menyakiti. Teman-teman dari 02 mesti harus bisa menerima. Narasinya tidak perlu saling meledek, tidak usah saling membuka luka lama, sekarang kita dorong yang kedepan saja," katanya.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019