Mota Ain, NTT (ANTARA News) - Sehari setelah peristiwa penembakan Presiden Timor Leste, Ramos Horta, di Dili, situasi perbatasan Indonesia dengan negara muda itu pada hari Selasa tetap normal, demikian juga dengan aktivitas pelintasan manusia dan barang menuju dan dari Indonesia. Di Pos Utama Lintas Batas Mota Ain, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT, Selasa, para pelintas bisa tetap menuju dan meninggalkan Timor Leste menuju Indonesia sepanjang prosedur keimigrasian dan kepabeanan dipenuhi. "Memang tidak ada perubahan berarti setelah Horta ditembak. Kami tetap melayani publik yang ingin berkunjung antarnegara ini. Jumlah pelintas juga tidak menunjukkan kenaikan atau penurunan secara berarti, tetap sekitar 80 hingga 100 orang per hari," kata Kepala Kantor Imigrasi Atambua, Warlen Napitupulu, kepada ANTARA News. Napitupulu menyatakan, setiap ada gejolak politik dan keamanan di negara muda itu pastilah berimbas ke wilayah kerjanya, namun kali ini tidak terlalu kelihatan. Mitranya di Pos Utama Batugade, Distrik Bobonaro, Timor leste, yang berjarak hanya sekitar 500 meter dari Mota Ain, katanya, juga tetap melayani masyarakat seperti biasa. "Jadi saya kira tidak ada masalah berarti sekarang ini. Semuanya tetap normal. Mungkin faktor cuaca yang tidak menentu saja, yaitu hujan, yang mengakibatkan pelintas batas menunggu sebentar di pos-pos itu," katanya. Sementara itu, aparat TNI-AD yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Timur (STPPIT) Markas Besar TNI di Mota Ain juga tidak meningkatkan aktivitas pengamanannya secara menyolok. Pada hari Senin (11/2), Komandan STPPIT Markas Besar TNI, Letnan Kolonel Infantri Kusdaryono, mengeluarkan perintah kepada seluruh jajarannya di 39 pos perbatasan agar meningkatkan patroli siang dan malam, memperketat pemeriksaan barang --terutama kemungkinan penyelundupan senjata dan bahan peledak-- serta hal-hal lain terkait. Menurut dia, berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya dari sejawat di Timor Leste, otoritas negara itu memberlakukan jam malam di 13 distriknya. "Saya sendiri tidak tahu persis sampai kapan, karena itu masalah dalam negeri mereka yang tidak boleh dan bisa kita campuri. Namun keterangan yang kami himpun menyatakan bahwa kondisi keamanan cenderung mulai kondusif," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008