Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, MS Hidayat, memperkirakan pertumbuhan ekspor nonmigas 2008 hanya akan mencapai 12-13 persen mengingat dampak resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi permintaan komoditas ekspor Indonesia. "Kalau mau realistis sekitar 12-13 persen (target ekspor 2008)," katanya di sela-sela pertemuan bisnis antara pengusaha Indonesia dan negara Timur Tengah, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, target ekspor 14,5 persen yang dipatok pemerintah akan sulit dicapai jika terjadi penurunan permintaan dari AS. "Kalau bisa 14 persen sudah bagus karena `demand` kita di AS terkena dampak resesi mereka. Jadi kita harus diversifikasi market," ujarnya. Hasil rapat dengan tim ekonomi Kadin, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi 2008 diperkirakan hanya 6,3 persen, sedangkan tingkat inflasi mendekati 7 persen. "Kecuali kalau pertumbuhan sektor riil kita terangkat dan daya beli orang juga terangkat sehingga kenaikan harga bahan pangan tidak jadi masalah," tambahnya. Terkait asumsi harga minyak mentah yang dipatok pemerintah 83 dolar AS per barel, lanjut Hidayat, pengaruhnya tidak signifikan karena net nilainya hanya Rp2 triliun - Rp3 triliun saja. "Jadi menurut saya tidak terlalu berpengaruh. Asumsi harga minyak oke," ujarnya. Sementara itu, terkait rencana pembatasan BBM bersubsidi, Hidayat menyatakan setuju asalkan jelas kriteria dan kategori penerimanya. "Tapi sebelum dilakukan kriterianya dan kategorisasi yang disubsidi dan tidak itu mesti jelas supaya tidak terjadi distorsi di lapangan," jelasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008