Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kasad menyatakan telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengakhiri konflik oknum TNI-AD dengan jajaran Polri, termasuk kasus yang melibatkan personel Batalyon Infanteri (Yonif) 731/Kabaressy dengan anggota Polres Maluku Tengah yang menewaskan tiga orang. "Pertama perlu adanya koordinasi yang baik antara kedua instansi. Unsur pimpinan harus punya komitmen dan konsistensi menyelesaikan semua permasalahan di bawah. Harus transparan dan dapat dilihat kebijakan dan langkahnya," kata Kasad Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo di Kuala Lumpur, Rabu, usai melakukan kunjungan silaturahmi kepada pimpinan Angkatan Darat Malaysia. Selain langkah pendekatan institusional dan hukum, Kasad juga akan menggiatkan kegiatan-kegiatan yang melibatkan personil TNI dan Polri diantaranya Olah Raga bersama. "Kami mendukung pertandingan sepak bola dalam rangka HUT PWI di Ambon dimana aparat TNI dan polisi campur menjadi satu kesebelasan melawan PWI. Program seperti ini akan diadakan setiap bulan," katanya. Kasad juga merencanakan acara hiburan bersama antara TNI dengan polisi, misalkan dangdutan bersama atau rekreasi. Menurut dia, konflik antara anggota Yonif 731 dengan Polres Maluku Tengah Sabtu (2/2) itu merupakan konflik yang timbul kembali setelah sebelumnya terjadi tahun 1983 . Saat itu markas Polres Maluku Tengah juga habis terbakar setelah diserang anggota Yonif 731. "Jadi permukaannya saja persoalan perempuan tapi dasarnya karena ketidakadilan penanganan polisi terhadap anggota TNI," kata jenderal itu. "Beberapa anggota TNI dipukul polisi tapi pimpinan polisi tidak menindak anggotanya. Anggota TNI yang terlibat ada yang dipindahkan, dicopot jabatannya, bahkan ada yang dipecat. Kejadian kemarin, anggota TNI ada yang dipukuli polisi ditambah suruh merayap kemudian disuruh pulang. Anggota TNI lainnya menduga ini pasti dibunuh polisi. Sempat ditanyakan kepada Kapolres kemana anggota TNI, jawabannya selalu tidak tahu. Karena merasa solidaritas korps akhirnya Polres Maluku Tengah diserang. "Ke depan, kami menginginkan adanya komitmen dan konsistensi antara kedua pimpinan instansi. Semua permasalahan dibawah harus diselesaikan secara transparan. Kami minta pelaku diserahkan ke POM untuk diperiksa bersama ternyata tidak dilakukan. Jika hal ini dilakukan pasti tidak akan terjadi penyerangan," katanya. Konflik antara aparat TNI dengan Polri akan membuat citra buruk di mata masyarakat dan sangat berbahaya jika konflik itu menjadi legitimasi bagi masyarakat untuk menyelesaikan masalah dengan konflik.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008