Jakarta (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengharapkan peran Indonesia untuk memelihara komunikasi dengan pimpinan Myanmar, guna menindaklanjuti proses demokratisasi di negara tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers kepada wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, mengatakan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, menelponnya pada Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB untuk membahas proses demokratisasi di Myanmar. "Tadi Sekjen PBB menggarisbawahi pentingnya peran Indonesia dan peran saya untuk memelihara komunikasi dengan pimpinan Myanmar," kata Presiden. Sekjen PBB, lanjut Presiden, berharap Indonesia melanjutkan komunikasi dan memelihara hubungan dengan Myanmar serta meminta agar Indonesia bisa ikut berkontribusi agar demokrasi di Myanmar bisa terwujud. Meski dunia internasional banyak yang meragukan terwujudnya demokrasi di Myanmar, Presiden Yudhoyono mengatakan kepada Sekjen PBB bahwa Indonesia siap berkontribusi dalam proses demokratisasi yang dijanjikan oleh pimpinan Myanmar sendiri akan terlaksana pada 2010. "Saya memilih untuk jadi bagian dari proses itu, betul-betul diimplementasikan, karena dunia sudah menunggu terlalu lama. Daripada ikut menyangsikan, ikut tidak percaya, sehingga tidak bergerak maju," tuturnya. Indonesia, lanjut Presiden, berharap Pemilu yang ditetapkan oleh pimpinan Myanmar terlaksana pada 2010 dapat terwujud dan juga agar referendum untuk menentukan konstitusi yang direncanakan pada 2009 dapat berlangsung secara inklusif, transparan, dan mengikutsertakan semua elemen pelaku demokrasi, termasuk kaum minoritas. Meski demikian, sebagai negara tetangga, Indonesia juga memahami Myanmar memiliki masalah-masalah internal yang harus dipahami dunia. Presiden mengatakan Indonesia berharap proses demokratisasi di Myanmar tidak sampai menganggu stabilitas dan keutuhan Myanmar. "Di satu sisi kita tentu ingin apa yang diharapkan dunia betul-betul bisa diwujudkan di Myanmar, tapi di sisi lain kita juga harus pahami persoalan di Myanmar," ujarnya. Indonesia, kata Presiden, siap untuk bekerjasama dengan PBB, forum ASEAN, maupun dengan Myanmar secara langsung dalam konteks hubungan bilateral. "Kita siap berkontribusi apa pun. Kita pun siap kalau diminta jadi 'monitoring mission'. Yang jelas kita ingin betul sukses Pemilu yang diharapkan oleh dunia begitu lama," demikian Presiden. (*)

Copyright © ANTARA 2008