Beirut (ANTARA News) - Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, mengumumkan "perang terbuka" terhadap Israel, dalam pidato berapi-api pada pemakaman seorang komandan senior yang tewas dalam serangan bom mobil yang menurutnya dilakukan negara Yahudi tersebut. "Zionis, jika kalian ingin perang terbuka ini, maka biarkan seluruh dunia mendengar: Biarkan perang ini terbuka," katanya dalam pernyataan yang disiarkan di televisi pada pemakaman Imad Mughnieh di benteng Hizbullah, Beirut selatan. Nasrsallah mengatakan bahwa dengan membunuh Mughnieh dalam serangan bom mobil di Damaskus pada Selasa, Israel telah membawa perang dengan kelompok dukungan Iran dan Suriah itu ke luar perbatasan dan perlu menantikan serangan-serangan di mana pun. "Anda membunuhnya di luar medan tempur alami kami," katanya, seperti dikutip AFP. "Medan tempur alami kami dengan kalian berada di wilayah Lebanon dan kalian telah melangkah melewati perbatasan." "Darah Imad Mughnieh akan menyumbang lenyapnya negara Yahudi," tambahya. Dengan peti mati Mughnieh yang terselimuti bendera kuning gerakan muslim Syiah tersebut, pemimpin gerakan Hizbullah itu mengatakan, "Kami harus mulai memperingati awal jatuhnya Israel." "Perang Juli belum berakhir, itu akan terus berlangsung dan tidak ada gencatan senjata yang pernah dideklarasikan," katanya, menunjuk pada ofensif 34 hari Israel pada 2006 yang gagal membebaskan dua prajurit Israel yang ditangkap atau menghentikan serangan-sreangan roket terhadap negara Yahudi tersebut. Israel, yang membantah terlibat dalam pembunuhan Mughnieh, menempatkan semua kedutaan besarnya, konsulat dan lembaga-lembaga Yahadi dalam keadaan siaga setelah pidato di Beirut itu. Peningkatan keamanan juga direkomendasikan bagi perusahaan penerbangan Israel El Al, sementara radio militer mengatakan bahwa Nasrallah secara terbuka kini mengancam sasaran-sasaran Israel di luar negeri. AS mengatakan, peringatan Nasrallah itu merupakan hal yang "mengkhawatirkan" karena apa yang disebut kementerian luar negeri sebagai catatan-catatan sebelumnya mengenai serangan di seluruh dunia. Pemakaman Mughnieh itu dihadiri oleh ribuan pendukung Hizbullah, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki. Mughnieh dikait-kaitkan dengan serangan-serangan terhadap sejumlah sasaran AS dan Yahudi pada 1980-an dan 1990-an. (*)

Copyright © ANTARA 2008