Kupang (ANTARA News) - Penyakit malaria yang mewabah di Desa Anin, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT sejak Januari hingga pertengahan Februari 2008, telah menelan enam korban jiwa. "Wabah Malaria di Amanatun Selatan, Kabupaten TTS itu, sudah dikategorikan Kejadian Luar Biasa (KLB)," kata Kepala Biro Bina Sosial Setda Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs Sentianus Medi, M.Si, di Kupang, Sabtu, yang merujuk pada laporan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr Markus Ng. Righuta. Medi mengatakan, hanya 1,5 bulan penderita malaria di Amanatun Selatan itu telah mencapai 36 orang, namun sebagian besar penderita lebih memilih menjalani perawatan medis di kediaman masing-masing setelah berobat ke puskesmas terdekat. Puluhan penderita malaria itu merupakan kalangan balita (1-4 tahun), anak-anak (5-14 tahun) dan remaja (15-20 tahun). Korban meninggal dunia terbanyak pada usia remaja. Saat ini, sebanyak 14 orang penderita Malaria masih diharuskan menjalani pengobatan intensif meskipun tidak dirawat inap di Puskesmas Oenlasi, sementara 16 penderita lainnya sudah dikategori sembuh setelah ditangani paramedis. "Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan TTS untuk memantau perkembangan KLB malaria itu. Bantuan obat-obatan dan tenaga medis dari provinsi disiagakan dan segera didistribusi jika dibutuhkan," ujarnya. Medi menambahkan, paramedis menduga wabah malaria di Kabupaten TTS itu lebih disebabkan oleh virus malaria yang ditimbulkan dari genangan air di musim penghujan awal tahun 2008 ini. Karena itu, penanganan KLB malaria itu harus melibatkan semua pihak terkait, termasuk masyarakat setempat yang juga harus berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan. "Jika tidak ingin diserang malaria maka sedapat mungkin hilangkang genangan air, terutama pada kaleng dan plastik bekas. Jangan biarkan sampah menumpuk, apalagi di kawasan pemukiman," ujar Medi.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008