Parachinar (ANTARA News) - Sebuah bom bunuh diri yang meledak pada suatu acara kampanye Partai Rakyat Pakistan (PPP), Sabtu, paling tidak telah menewaskan 27 orang. Pemboman di Parachinar, kota persukuan yang berbatasan dengan Afghanistan, terjadi pada hari terakhir masa kampanye sebelum pemilihan umum diselenggarakan pada Senin. Peristiwa itu merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan selama kampanye. "Itu adalah serangan bunuh diri, sekerumun orang berada di luar rumah seorang calon dan mereka sedang menunggu makanan ketika pelaku menyerang. Saya sudah diberi tahu bahwa 27 orang tewas dan yang terluka jumlahnya cukup banyak," kata Menteri Dalam Negeri, Hamid Nawaz, kepada AFP. "Insiden itu sangat disayangkan. Pengamanan maksimum sudah disiagakan untuk tanggal 17 dan 18 (Februari) dan kampanye berakhir malam ini," tambah dia. Sebanyak 93 cedera dalam ledakan di Parachinar, kota utama di daerah Kurram yang merupakan kawasan persukuan, kata juru bicara kementerian dalam negeri, Brigadir Javed Cheema. Sebelumnya, seorang pejabat keamanan memberitahu AFP bahwa pelaku bunuh diri menyerang suatu acara PPP yang diselenggarakan di luar kantor Riaz Shah, seorang calon dari partai tersebut. Keluarganya mengatakan calon tersebut selamat. "Seorang laki-laki berambut panjang mengemudikan kendaraan ke dalam kerumunan dan meledakkan diri. Di mana-mana mayat dan darah," kata Laiq Hussain, seorang saksi, kepada AFP. Di kota Quetta, Sabtu, polisi menembakkan gas airmata dan menggunakan tongkat untuk membubarkan kampanye yang diselenggarakan All Parties Democratic Movement, gabungan partai oposisi yang memboikot pemilihan umum. Serangan terhadap PPP pada Sabtu tersebut terjadi saat para politikus melakukan kampanye terakhir sebelum tenggat waktu pada tengah malam (02:00 WIB). Duda Benazir Bhutto, Asif Ali Zardari, menemui mantan perdana menteri Nawaz Sharif di Lahore untuk percakapan baru mengenai pembagian kekuasaan jika oposisi menang. Presiden Pervez Musharraf, sebagaimana dikutip kantor berita resmi, Associated Press of Pakistan, mengatakan dia "positif bahwa pemungutan suara akan adil". "Insya Allah kita akan memiliki pemerintah yang stabil, yang terpilih secara demokratis... kita akan menjamin suatu perjuangan yang berhasil dalam melawan terorisme dan extremisme dan kita akan menjamin untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi Pakistan." Sekitar 81 ribu tentara dan paramiliter telah diterjunkan ke seluruh pelosok untuk memelihara perdamaian dan keamanan selama pemilihan umum, kata juru bicara militer, Mayor Jenderal Athar Abbas. "Penerjunan telah selesai. Tentara akan berada di luar tempat pemilihan suara di daerah-daerah sensitif," kata Abbas kepada AFP. Qaiser Tareen, komandan paramiliter Punjab Rangers, mengatakan pasukannya telah diperintahkan untuk "tembak di tempat" terhadap mereka yang berusaha menghalangi pemungutan suara atau mengganggu perdamaian pada hari pemungutan suara.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008