Sampit (ANTARA) - Kebakaran lahan yang makin sering terjadi di Sampit kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sebagian diduga sengaja dibakar oleh oknum warga dengan tujuan untuk membersihkan lahan.

"Seperti yang terjadi sore ini, diduga sengaja dibakar dan ditinggalkan. Kami belum mengetahui siapa pemilik lahannya," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur Rihel di Sampit, Rabu.

Kebakaran lahan kembali terjadi, kali ini di Jalan MT Haryono Barat Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sekitar pukul 16.10 WIB. Kebakaran lahan kosong yang ditumbuhi pakis itu diketahui setelah ada laporan masyarakat.

Tim gabungan langsung turun ke lokasi untuk memadamkan api. Tim terdiri dari anggota Polres Kotawaringin Timur, Dinas Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur.

Armada yang dikerahkan berupa mobil dan kendaraan roda tiga pemadam kebakaran. Petugas harus berjibaku karena kebakaran terjadi di lahan gambut sehingga pemadaman harus dilakukan berulang-ulang hingga air meresap ke dalam tanah agar api benar-benar padam.

Menurut dia, dugaan lahan itu  sengaja dibakar lantaran terdapat sekat membentuk petak-petak tanah seperti tanah kavling pada umumnya. Tanah diduga sengaja dibakar karena ingin dimanfaatkan.

"Pemadaman api baru selesai dilakukan pukul 17.30 WIB. Luas lahan yang terbakar berukuran sekitar 60x25 meter," kata Rihel.

Rihel mengimbau masyarakat tidak membakar lahan karena saat ini curah hujan jauh berkurang. Lahan gambut makin kering sehingga sangat rawan terjadi kebakaran meluas dan menimbulkan kabut asap yang dapat merugikan masyarakat luas.

Sementara itu, status penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur resmi ditingkatkan dari waspada menjadi siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan. Status ini berlaku mulai hari ini (3/7) hingga 10 Oktober mendatang.

Peningkatan status itu merupakan hasil rapat gabungan pada Selasa (2/7) sore yang diinisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur. Rapat dilaksanakan menyikapi kebakaran lahan yang mulai terjadi, khususnya di Sampit.

BPBD Kotawaringin Timur mencatat, hingga Juni lalu sudah terjadi 18 kali kebakaran lahan. Selain itu, juga terpantau 10 hotspot atau titik panas yang tersebar di lima kecamatan.

Baca juga: Lahan kering di Kotawaringin Timur terbakar
Baca juga: Polres Kotawaringin Timur selidiki penyebab kebakaran lahan
Baca juga: Ayah dan anak diamankan karena bakar lahan


 

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019