Brussels (ANTARA News) - Inggris dan Prancis memimpin mayoritas negara Uni Eropa, Senin, dalam pengumuman maksud mereka mengakui kemerdekaan Kosovo, meskipun muncul penentangan keras dari Spanyol, Siprus dan Romania. London dan Paris mengambil langkah tercepat untuk mengakui Kosovo, menyusul deklarasi kemerdekaan oleh Pristina, Minggu, dengan secara resmi bertukaran surat di ibukota provinsi Serbia yang memisahkan diri itu. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengakui Kosovo "sebagai sebuah negara yang bebas dan merdeka" dalam surat yang disampaikan pada Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu, Istana Presiden Elysee mengumumkan. Menlu Inggris David Miliband mengumumkan pengakuan negaranya atas Kosovo pada wartawan, menyusul pertemuan dengan 26 timpalannya dalam EU di Brussels. "Saya pikir ada arus kuat di antara amat banyak negara, yang melihat ini sebagai potongan terakhir dari mozaik Yugoslavia," katanya. "Dan saya tidak melihat stabilitas di Balkan barat akan tercipta tanpa aspirasi rakyat Kosovo dihormati." Jerman, Italia dan 14 negara lainnya anggota EU telah mengumumkan keinginan mereka untuk berbuat serupa, mengikuti prosedur yang dibutuhkan yang berbeda dari satu negara dengan negara lainnya. Secara hampir bersamaan Amerika Serikat "secara resmi mengakui Kosovo sebagai negara yang berdaulat dan merdeka", kata Menlu AS Condoleezza Rice dalam satu pernyataan, seperti dilansair Reuters. Bagaimanapun Spanyol, dengan masalah separatis Basque-nya sendiri, tetap menentang keras pengakuan itu, yang semuanya (anggota EU) setujui merupakan masalah keputusan nasional ketimbang dukungan luas-EU. "Spanyol tidak akan mengakui pernyataan kemerdekaan sepihak itu...karena negara ini tidak menganggap hal tersebut menghormati hukum internasional," kata Menlu Miguelo Angel Moratinos. Sekutu penting Serbia, Rusia, telah mengancam untuk memveto pengakuan Kosovo di Dewan Keamanan PBB. Siprus, pulau yang terbagi dengan sebuah negara kecil yang hanya diakui-Turki di Siprus utara, bahkan terus terang dalam penentangannya. "Kami tidak akan mengakui kemerdekaan Kosovo," kata Menlu Siprus, Erato Kzakou-Marcoullis. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008