Kulon Progo (ANTARA) - Lahan pertanian padi seluas 10.500 hektare di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai panen raya yang diharapkan mampu mencukupi kebutuhan beras dan mempertahankan surplus beras di wilayah ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Kamis, mengatakan mulai hari ini sejumlah lahan pertanian di Kulon Progo berlangsung panen raya, khususnya mulai Wates dan berlanjut ke Temon.

"Kami berharap hasil panen tahun ini baik, di sisi lain, kami melakukan wiwitan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, dan upaya melestarikan budayanya. Dengan panen ini, maka stok pangan di Kulon Progo tetap aman, dan dapat mempertahankan surplus beras setiap tahunnya," kata Aris.

Ia mengatakan luas tanam hingga Juni ini, mencapai 10.500 hektare dari target 9.000 hektare. Pihaknya akan melalukan pemantauan dan mengawal luas tanam ini sampai panen.

"Kami akan mengantisipasi tanaman padi ini dari ancaman serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan potensi kekurangan air," katanya.

Aris mengatakan panen dimulai dari Bulak Giripeni seluas 52 hektare dan berlanjut ke Temon. "Kami berharap hasil panen baik, dan sisi lain kami berupaya mempertahankan surplus pangan di Kulon Progo," katanya.

Ketua Gapoktan Giripeni Untung Suharjo mengatakan luas panen di Gapoktan Giripeni seluas 52 hektare. Meski sempat terjadi kekeringan, tapi dapat diselamatkan dan dapat panen. Rata-rata ubinan produktivitas padi 8 ton per hektare gabah kering panen (GKP).

"Produktivitas panen kali ini mengalami peningkatan dibandingkan masa tanam pertama. Pada masa tanam pertama produksinya mengalami penurunan karena ada serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga produktivitasnya hanya 7,5 ton per hektare GKP, sekarang 8 ton per hektare GKP," katanya.

Baca juga: Petani Kulon Progo panen pepaya California
Baca juga: Petani Kulon Progo manfaatkan sumur bor atasi kekurangan air
Baca juga: Mentan: Kulon Progo aman dari antraks

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019