Mataram (ANTARA News) - Ketua Setiausaha Kementerian Sumber Asli dan Alam Sekitar Malaysia, Datuk Suboh bin Mohd Yassin mengatakan, hingga tahun 2007 telah dilakukan pengukuran tapal batas sepanjang 218,4 kilometer disektor Kalimantan Timur-Sabah melibatkan 2.661 tanda sempadan. "Dari jumlah tersebut 1.498 sempadan telah dibuat dengan cara ditanam akibat rusak dan hilang," katanya pada pembukaan Pertemuan Ke-32 Panitia Nasional Survei dan Penegasan Batas RI-Malaysia di Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Selasa petang. Dalam pertemuan yang dihadiri Gubernur NTB, Lalu Serinata tersebut, dia menjelaskan, sementara bagi sektor Kalimantan Barat-Serawak sepanjang 112,4 km telah dilakukan pengukuran yang melibatkan 548 tanda sempadan dimana 27 diantaranya telah ditanam. Dikatakan, dari pengamatan tanda-tanda sempadan yang rusak dan hilang selama proyek Investigation Refixation and Maintenance (IRM) berlangsung perlu kegiatan ini dilakukan secara terus menerus bagi kawasan-kawasan yang sedang membangun. Selain proyek IRM, juga dilaksanakan aktivitas-aktivitas proyek Common Border Datum Reference Freme (CBDRF) dan kini sedang giat dilaksanakan. Dengan adanya proyek CBDRF akan dapat membantu dalam mewujudkan datum rujukan bersama dan seragam dalam menentukan sempadan darat di sepanjang sempadan antara bangsa Indonesia-Malaysia. Dia mengatakan, pembangunan sebuah negara akan lebih terancang dengan bantuan peta-peta yang terbaru. Justru pelaksanaan aktivitas Joint Border Mapping (JBM) dapat menghasilkan peta-peta topografi terkini yang mengandung data yang diperlukan kedua negara. "Sebelumnya kawasan perbatasan begitu jauh dari arus pembangunan, namun kita dapat lihat pembangunan serta kegiatan sosial ekonomi diperbatasan semakin bagus dan pesat," katanya. Untuk itu, sudah saatnya menertibkan peta-peta topografi di kawasan tersebut, kesepakatan yang dicapai untuk menghasilkan peta topografi dengan koridor sejauh lima km dari sempadan antar bangsa kedua negara. Dari kesepakatan bersama yang telah dicapai sebanyak delapan set peta seluruhnya telah disetujui untuk ditertibkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008