Bogor (ANTARA News) - APBD Kota Bogor tahun 2007 mengalami defisit Rp47,394 miliar, karena pendapatan Rp611,359 miliar, sedangkan pengeluaran mencapai Rp658,754 miliar. Ikhwal terjadinya defisit itu disampaikan Walikota Bogor, H Diani Budiarto, ketika menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPj) APBD 2007 pada sidang paripurna dewan, di gedung DPRD Kota Bogor, Selasa. "Defisit tersebut ditutup dari pos penerimaan sisa lebih pembayaran tahun lalu sebesar Rp72,018 miliar," kata Diani Budiarto. Dari dana sisa lebih tersebut, kata dia, setelah ditutup defisit masih ada surplus dana sebesar Rp24,624 miliar. Dana surlus itu kemudian dialokasikan untuk dana penyertaan modal sebesar Rp12.516 miliar dan dana cadangan sebesar Rp14 miliar. Dijelaskannya, pengelolaan APBD 2007 masih dititikberatkan pada penanganan empat masalah prioritas Kota Bogor sesuai amanah rencana strategis (Renstra) Kota Bogor 2005-2009, meliputi transportasi, kebersihan, pedagang kaki lima (PKL), dan pendidikan. "Hasil yang dicapai setiap tahun pada empat program prioritas tersebut harus terus ditingkatkan pada tahun berikutnya," kata dia. Diani juga mengungkapkan perasaan bahagianya, karena konsistensinya mengatasi empat program prioritas Kota Bogor sejak 2005 diapresiasi oleh koordinator "Milenium Development Goals" (MDGs) Asia Pasifik, yang kemudian mengantarkan Kota Bogor sebagai nominator salah satu penghargaan MDGs. MDGs adalah program PBB untuk membantu memotivasi pemerintah maupun warga masyarakat di negara-negara berkembang dalam pemberdayaan masyarakat. "Meskipun akhirnya Kota Bogor belum berhasil meraih penghargaan, tapi status sebagai nominator makin menguatkan kayakinan bahwa empat program prioritas tersebut telah sejalan dengan program PBB," katanya. Pada program transportasi, kata dia, Pemerintah Kota Bogor setahap demi setahap mengubah moda transportasi dari angkutan terbatas menjadi angkutan massal, guna mengatasi kemacetan lalulintas sekaligus mengurangi polusi udara. Program ini dilakukan dengan menghapus bemo di jalur padat serta mengalihkan beberapa trayek angkot di jalur padat ke jalur yang kurang padat. Di sisi lain, Pemerintah Kota Bogor juga mengoperasikan sebanyak 10 unit bus Transpakuan. Pada program penataan PKL, menurut dia, Pemerintah Kota Bogor telah menata sekitar 4.000 PKL di Jalan Dewi Sartika, Nyi Raja Permas, dan MA Salmun, secara kondusif. Kemudian pada program kebersihan, diakuinya, masih belum maksimal. Karena, volume sampah di Kota Bogor tahun 2007 rata-rata sekitar 2.210 meter kubik per hari, tapi kemampuan Dinas Lingkungan Hudup dan Kebersihan (DLHK) yang mengelola sampah baru mampu mengangkut sebanyak 1.515 meter kubik per hari. Karena itu, masih ada penumpukan sampah sekitar 695 meter kubik (sekitar 31 persen) per hari. Sedangkan program pendidikan, kata dia, Kota Bogor telah membebaskan pendidikan di sebanyak 205 SD Negeri, 30 madrasah ibtidaiyah (MI), dan SMP terbuka. "Program pendidikan ini dilakukan sejalan dengan program pemerintah pusat yakni wajib belajar pendidikan dasar," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008