Caracas (ANTARA News) - Venezuela dan dan Bolivia, Selasa (Rabu WIB), mengucapkan salam perpisahan kepada Fidel Castro, pria yang memberikan inspirasi terhadap perjuangan dan "revolusi" mereka, setelah pemimpin Kuba itu mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden. Castro, 81 tahun, telah mencapai misinya, kata Menteri Luar Negeri Venezuela, Nicolas Maduro, kepada stasiun televisi, Telesur, saat ia berkunjung ke Buenos Aires. Keputusan pemimpin Kuba tersebut membuka satu proses dalam tatanan revolusi bagi negaranya," kata Menteri Penerangan Venezuela, Andres Izarra, dalam siaran radio. "Kami mengirim pelukan untuk mu dari sini, Fidel," kata Izzara, seperti dilaporkan AFP. Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang memiliki hubungan sangan dekat dengan Castro, tidak segera memberikan reaksi segera atas berita temannya dan juga sekaligus mentornya yang mengundurkan diri. Venezuela, sama halnya dengan Kuba juga anti-Amerika mulai sejak di bawah kepemimpinan Chavez, membantu menyelamatkan ekonopmi Kuba dengan memasok 92 ribu barel minyak per hari. Presiden Bolivia, Evo Morales berkata :"Bagi saya sungguh satu hal yang menyakitkan mengetahui bahwa presiden, komandan (panggilan kesayangan buat Castro dari kalangan dekatnya) telah meminta parlemen agar membebaskan dirinya dari urusan kepresidenan. "Saya merasa banyak belajar tentang berbagai hal dari dirinya, yaitu bekerja dengan tujuan bersatu dan saling solidaritas. Presiden Brazil Luiz Inacio Lula menyambut baik keputusan Castro yang dianggapnya sebagai sahabatnya. "Fidel adalah satu-satunya legenda hidup dari sejarah kemanusiaan ia telah membuat keputusan dan saya yakin akan membawa kebaikan bagi Kuba kata Lula kepada insan pers." Lula juga menambahkan bahwa seluruh rakyat Brazil merasa "bahagia" karena proses pergantian pemimpin di Kuba berjalan dengan damai dan tenang. "Proses damai dan tenang itu sangat penting bagi kawasan Amerika Latin dan proses itu berjalan damai dengan inisiatif Fidel sendiri. Lula mengunjungi Castro pada 15 Januari lalu . Di Mexico City, Sekjen Organisasi Negara-negara Amerika Latin (OAS), Miguel Insulza mengatakan :" Pengunduran diri Castro akan membuka pintu dialog dan komunikasi di Kuba yang akan melahirkan banyak perubahan." Argentina, satu negara kapitalis yang mengalami krisis ekonomi enam tahun lalu, mengatakan melalui juru bicara departemen Luar negerinya akan mengikuti perkembangan yang terjadi. "Konfirmasi dari pengunduran Fidel tidak diragukan merupakan satu perubahan besar dalam kehidupan politik di Kuba," kata juru bicara Deplu Argentina. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008