Semarang (ANTARA News) - Hujan yang terus mengguyur di wilayah timur Kota Semarang, menyebabkan banjir di jalur Pantura tepatnya di Kabupaten Pati, Jateng, meluas dan menggenangi 68 desa dari sebelumnya yang hanya 40 desa. Ke-68 desa yang tergenang banjir itu tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pati, kata Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Diskesospermas) Kabupaten Pati, Sugiarto, ketika ditemui Kamis. Data jumlah desa yang tergenang, menurut Sugiarto, kemungkinan bertambah karena belum dilakukan pengecekan ulang di seluruh wilayah Pati. "Ada beberapa laporan yang belum kami pastikan kebenarannya. Karena banjir yang tidak sampai masuk rumah, namun mereka datang ke sini mengajukan bantuan. Maka kami akan cek kebenarannya," katanya. Penambahan luas desa yang tergenang, terutama di sebelah utara jalur pantura. Di antarannya Desa Langgenharjo, Kecamatan Margoyoso, Desa Kertomulyo, Kecamatan Trangkil, Desa Tumbul Sari, Kecamatan Tayu, Desa Tawangharjo, dan Bangsalrejo Kecamatan Wedarijaksa. Di Kecamatan Juwana sebelah utara ada sepuluh desa terendam air yakni Desa Pajeksan, Kauman, Growong Kidul, Growong Lor, Pekuwen, Bakaran Kulon, Bendar, Karangrejo, Tri Mulyo, dan Duhtalit. Di daerah selatan yang banjir Desa Tawangharjo di Kecamatan Winong. Jumlah desa yang terkena banjir ini akan terkait dengan bantuan yang akan diberikan kepada korban banjir. Hingga kemarin, pihaknya telah mendistribusikan 89.390 kilogarm beras dan 4.270 dos mi. Dia mengatakan, setiap desa mengajukan bantuan harus terlebih malalui verifikasi data penduduk dengan menggunakan kartu keluarga. Dari Pantauan ANTARA akibat banjir jalan di sepanjang Juwana menuju Rembang macet total, sehingga kendaraan pribadi dialihkan melalui jalur alternatif Semarang-Purwodadi-Blora untuk menjuju wilayah Jatim atau melalui jalur Semarang-Solo-Ngawi. Selain itu akibat hujan yang terus mengguyur sejak seminggu ini jalur jalan Semarang-Demak-Kudus rusak berat dan banyak berlobang sehingga kendaraan yang melalui jalan ini harus ekstra hati-hati.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008