Sydney (ANTARA News) - Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta, telah sadar dari pembiusan dan dapat berbicara dengan keluarganya. "Para dokter gembira dengan kemajuan yang dia capai," kata juru bicara Royal Darwin Hospital kepada Reuters, Kamis. Ramos-Horta yang peraih Nobel perdamaian itu, pekan lalu ditembak hingga luka parah oleh tentara pemberontak yang menyerang rumahnya di Dili. Perdana Menteri Xanana Gusmao lolos tanpa cedera dalam serangan terpisah pada hari tersebut. Kedua serangan diduga dilakukan para pengikut Alfredo Reinado, yang tewas dalam serangan terhadap Ramos-Horta. Ramos-Horta, (58), terkena dua tembakan di punggung dan dada. Dia menggunakan peralatan penunjang hidup (life support), diberi obat bius dan diangkut dengan pesawat ke Darwin kemudian menjalani serangkaian operasi. Pihak rumah sakit di Darwin belum bisa menetapkan perlu-tidaknya Ramos-Horta kembali menjalani pembedahan maupun berapa lama dia masih perlu dirawat di rumah sakit tersebut. Reinado melakukan desersi dari militer pada Mei 2006 untuk bergabung dengan sekitar 600 mantan serdadu yang dipecat pada awal tahun tersebut. Mereka beralasan selama ini didiskriminasi karena berasal dari bagian barat Timor Leste. Pertikaian yang terjadi menewaskan 37 orang dan membuat 15 ribu warga mengungsi dari rumah mereka. (*)

Copyright © ANTARA 2008