Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Kamis petang, merosot mendekati angka Rp9.100 per dolar AS, karena aktifnya pelaku melepas mata uang lokal itu untuk mencari keuntungan (profit-taking). Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp9.080/9.085 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.053/9.076 per dolar AS atau turun 27 poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Rully Nova, di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar aktif melepas rupiah untuk mencari keuntungan sambil menunggu bank sentral AS (The Fed) memutuskan untuk menurunkan suku bunga Fedfund. Apabila The Fed jadi menurunkan suku bunganya, kemungkinan besar para pelaku pasar akan kembali membeli rupiah, katanya, sambil menambahkan The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin. Rupiah, menurut dia berpeluang untuk kembali menguat dan bisa menembus angka Rp9.000 per dolar AS, karena arus modal masuk dari investor asing semakin besar masuk ke pasar domestik akibat makin besarnya selisih bunga antara rupiah dengan dolar AS. Penjualan dolar AS di pasar regional juga sangat kuat, sehingga mata uang asing itu terpuruk baik terhadap yen maupun euro, katanya. Namun tekanan rupiah terhadap dolar AS di pasar domestik, menurut Rully Nova, kurang kuat karena naiknya harga minyak mentah dunia yang mencapai 102 dolar AS per barel. "Akibatnya para pelaku pasar ragu-ragu untuk membeli rupiah dan memburu dolar AS sehingga memicu mata uang asing itu naik," ucapnya.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008